China Batalkan Uji Klinis Obat Virus Corona karena Kurang Kandidat yang Cocok
China dikabarkan membatalkan uji klinis untuk wabah virus corona karena kurangnya kandidat yang cocok.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Mereka mengatakan, uji klinis harus dilakukan secara tertib.
Hal ini karena jumlah tes yang tinggi menyebabkan kekurangan sukaralawan yang cocok.
Tak hanya itu saja, kelangkaan kandidat akan menyebabkan ukuran sampel tidak memadai.
Mereka menambahkan, kurangnya data berkualitas tinggi tentang kemanjuran serta keamaan uji klinis.
580 Uji Klinis Terdaftar di China
Lebih jauh, sejak wabah virus corona merebak, sekira 580 uji klinis terkait, telah terdaftar di China.
Zhong menerangkan, terlepas dari pembatan uji klinis yang diberitakan, jumlah yang didaftarkan menjukkan tekad negara tersebut untuk mencari kemungkinan perawatan dan pengobatan untuk Covid-19.
"Jangan abaikan, hampir 600 uji klinis tersebut," kata Zhong.
"Ada baiknya (bagi para ilmuwan) untuk merangkum pengalaman mereka dan menerbitkan makalah," paparnya,
"Terutama ketika kita tidak tahu obat apa yang mungkin efektif," tambahnya.
Tingkat antusiasme yang tinggi terhadap penelitian saat ini sangat kontras dengan situasi 18 tahun lalu, kata Zhong.
Sebagaimana diketahui, pada 2002 lalu, China menghadapi epidemi SARS.
Pada saat itu, ungkap Zhong, orang-orang fokus mencari pengobatan, bukan menulis tentang pengalaman mereka.
Zhong sendiri hanya menerbitkan tiga makalan terkait SARS.
*WHO belum merekomendasikan obat apa pun untuk corona, hingga saat ini penelitian masih terus dilakukan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)