Jika Kim Jong Un Benar Meninggal, Pengamat Militer Sebut Perang Saudara di Korut Bisa Saja Terjadi
Pengamat militer menyebutkan kemungkinan perang saudara bisa saja terjadi di Korea Utara jika Kim Jong Un benar-benar meninggal.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rumor soal Kim Jong Un meninggal, memicu kekhawatiran akan terjadi perang saudara di Korea Utara.
Seperti diketahui, sejumlah media di China dan Jepang melaporkan Kim Jong Un meninggal, menyusul kabar soal kesehatannya yang semakin memburuk.
Laporan awal mengatakan pemimpin Korea Utara ini meninggal setelah mengalami komplikasi akibat operasi jantung yang dijalaninya April ini.
Dikutip Tribunnews dari Express.co.uk, jika rumor Kim Jong Un meninggal benar, berita ini akan menimbulkan kekacauan besar di Korea Utara.
Hal ini disampaikan oleh seorang sumber senior militer Korea Selatan.
Baca: Rumor Kim Jong Un Meninggal, Ketegangan di Korea Selatan Meningkat hingga Rencana Darurat AS
Baca: Meski Kim Jong Un Dirumorkan Meninggal, Ia Disebut Bisa Muncul di Hadapan Publik Tiba-tiba
Kepala operasi Korea Selatan, Letjen Chun In Bum mengatakan kepada Military Times, kabar Kim Jong Un meninggal adalah berita buruk bagi semua orang.
"Ini berita buruk bagi semua orang."
"Ini bisa menyebabkan kekacauan, penderitaan manusia, dan ketidakstabilan," kata dia.
Pensiunan Pasukan Khusus, Kolonel David Maxwell, juga mengungkapkan kepada Military Times, tanggapan militer mungkin diperlukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan jika kerusuhan terjadi di Korea Utara.
Ia mengklaim ketegangan antara Korea Barat dan negara Barat bisa meningkat setelah kematian Kim.
"Karena Korea Utara adalah Dinasti Gerilya yang dibangun di atas perang Partisan anti-Jepang, kita memperkirakan sejumlah besar pasukan militer, 1,2 juta tentara aktif dan 6 juta cadangan, untuk menentang intervensi asing."
"Ini termasuk intervensi dari Korea Selatan."
"Unit Tentara Rakyat Korea Utara akan bersaing memperebutkan sumber daya dan kelangsungan hidup."
"Ini akan menyebabkan konflik internal antar unit dan dapat meningkat menjadi perang saudara yang meluas," tutur Maxwell.