Kabar Kim Jong Un Meninggal Bikin Warga Panic Buying, Takut Ada Sengketa Kekuasaan di Pyongyang
Kabar hilangnya Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un hingga rumor meninggal membuat para warga Pyongyang melakukan panic buying.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sebelumnya, pertanyaan besar muncul ketika Kim tidak terlihat pada acara The Day of The Sun.
Sebuah perayaan penting untuk mengenang pendiri Korea Utara sekaligus kakeknya, Kim Il Sung pada 15 April lalu.
Dia terakhir terlihat pada rapat politbiro bersama pejabat pemerintahan.
Sebuah kabar dari Korea Selatan mengatakan Kim memang memiliki riwayat sakit terkait diet karena dia obesitas.
Kim dikabarkan menjalani operasi jantung pada 12 April lalu kritis.
Tidak Ada Suksesor yang Jelas
Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan intelijen mereka tidak menerima konfirmasi bahwa Kim Jong Un sakit atau seperti berita yang beredar saat ini.
Bahkan yang terbaru, dia mengatakan Kim hidup dan dalam keadaan sehat.
Kekhawatiran adanya kerusuhan dan sengketa kekuasaan karena Kim tidak memiliki suksesor yang jelas.
Akhir-akhir ini adik perempuannya, Kim Yo Jong digadang-gadang sebagai calon kuat pengganti Kim Jong Un.
Kendati demikian pasti ada pejabar pemerintahan lain yang bisa mencoba merebut kekuasaan mutlak itu.
Muncul juga kekhawatiran tentang virus corona di dalam negara tertutup itu, sebab hingga hari ini belum ada laporan infeksi Covid-19.
Padahal negara itu bersahabat dekat dengan China sehingga banyak ahli yang menyangsikannya.
Namun sebenarnya, Korea Utara sudah lama mengalami masalah malnutrisi dan pasokan makanan.
Antara 1994 dan 1998, hingga 3,5 juta orang diperkirakan tewas dalam kelaparan yang sekarang dikenal sebagai Arduous March.
Sebuah laporan PBB tahun lalu memperkirakan bahwa 43 persen dari 25 juta penduduk di negara itu kekurangan gizi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)