Peraih Nobel Kedokteran Jepang Sarankan Para Pelari Juga Menggunakan Masker
Shinya Yamanaka mengusulkan penggunaan masker khusus yang melingkari kepala dan dipakai menutupi mulai hidung sampai ke dagu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peraih nobel kedokteran 2012, Prof Shinya Yamanaka (57) dari Universitas Kyoto meminta agar paar pelari menggunakan masker saat sedang berolahraga.
"Pelari yang tidak menggunakan masker akan menularkan virus corona kepada sekitarnya. Oleh karena itu sangat diharapkan menggunakan masker," kata Prof Shinya Yamanaka, 16 April lalu lewat situsnya.
Ahli biologi sel punca pemenang Hadiah Nobel itu mendesak rekan-rekan pelari lainnya untuk mengenakan masker, memperingatkan mereka tanpa masker akan merupakan ancaman penyebaran virus corona baru bagi sekitarnya.
Baca: Jatuh Bangun Hidup Uya Kuya, Sempat Jadi Badut Keliling Hingga Disebut Presenter Bayaran Termahal
Direktur Pusat Penelitian dan Aplikasi Sel iPS Universitas Kyoto itu juga mengusulkan penggunaan masker khusus yang melingkari kepala dan dipakai menutupi mulai hidung sampai ke dagu.
"Mungkin saja orang akhirnya menyebarkan virus ketika menarik napas dalam-dalam saat berlari dan bersimpangan," kata Shinya Yamanaka.
Diketahui bahwa banyak pasien dengan coronavirus tidak menyadari infeksi mereka karena mereka tidak mengalami gejala.
Yamanaka juga seorang pelari jarak jauh yang terkenal. Dia telah berlari di Tokyo Marathon dan kejuaraan lari lainnya.
"Pandemi akan mereda jika orang bersama-sama terus mengambil tindakan pencegahan terhadap virus," kata dia.
Berbagai taman di Tokyo penuh dengan pelari bahkan setelah ibu kota ditempatkan dalam keadaan darurat karena virus corona pada 7 April 2020.
Baca: UPDATE Corona Dunia Senin 27 April 2020: Tembus 2.991.073 Pasien Positif, 877.126 Sembuh
Sementara otoritas kesehatan memperingatkan agar tidak berduyun-duyun ke ruang terbatas dengan sirkulasi udara yang buruk, mereka tidak menyebut jogging sebagai ancaman kesehatan.
Pantauan Tribunnews, banyak pelari juga membanjiri beberapa taman di pusat Tokyo pada 25 dan 26 April kemarin.
Di Komazawa Olympic Park, dekat Setagaya dan Meguro-ku, pelari tanpa masker melewati papan jalur 2 kilometer yang menyerukan mengenakan masker, menjaga jarak yang aman satu sama lain dan menyelesaikan jalan-jalan atau jogging dalam waktu satu jam.
Lebih dari 10 orang berlari dalam jarak hanya 10 meter di satu titik persimpangan dan jarak dua pelari.
Shinya Yamanaka dan beberapa ahli Jepang mengusulkan jarak antar pelari 10 meter sedikitnya sebagai langkah aman agar tidak terinfeksi Corona.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com