Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bermacam Masalah Warga Singapura Selama Circuit Breaker, 6.600 Orang Menelepon Curhat Soal Psikis

Kekhawatiran utama yang didengar adalah kecemasan, perlunya dukungan emosional, kekhawatiran tentang keuangan dan perselisihan

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Bermacam Masalah Warga Singapura Selama Circuit Breaker, 6.600 Orang Menelepon Curhat Soal Psikis
Catherine LAI / AFP
Orang-orang, yang memakai masker sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus novel COVID-19, tiba di pos pemeriksaan Woodlands di Singapura pada 17 Maret 2020, dari seberang jalan lintas negara bagian selatan Malaysia, Johor. 

TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 6.600 warga Singapura menelepon hotline nasional untuk dukungan psikologis dan emosional.

Jumlah tersebut muncul sejak hotline nasional untuk dukungan psikologis dan emosional didirikan lebih dari dua pekan lalu.

Demikian diungkap Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga (MSF) Singapura, Desmond Lee, dalam unggahan Facebook hari ini Rabu (29/4/2020).

Menurut Lee, berbagai masalah telah didengar oleh National CARE Hotline.

Mulai dari soal kecemasan, perlunya dukungan emosional, kekhawatiran tentang keuangan dan perselisihan perkawinan.

Seperti dikutip Tribunnews.com dari mothership.sg, masalah-masalah lain yang diangkat termasuk ketakutan terhadap penyebaran Covid-19 dan kekhawatiran terhadap kesehatan pribadi dan masa depan.

Beberapa menelepon hotline hanya untuk didengar karena frustrasi dengan perubahan dalam kehidupan sehari-hari mereka akibat pandemi.

Baca: Amerika Serikat Tembus Angka 1 Juta Kasus Covid-19, Janji Trump hingga Anjing Pertama Tertular

Berita Rekomendasi

MSF dan agen layanan sosial juga telah melihat peningkatan pertanyaan dan rujukan terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan konflik sejak dimulainya periode Circuit Breaker.

Adapun dalam unggahannya, Lee menyatakan terima kasih kepada sekitar 500 relawan National CARE Hotline yang telah maju untuk membantu mereka yang merasa kesulitan.

Para sukarelawan ini secara bergiliran bersiaga melayani hotline 24 jam.

Lee menyebutkan bahwa setiap panggilan itu unik dan memungkinkan bagi mereka yang terlibat untuk memahami berbagai tantangan yang dihadapi setiap individu selama pandemi ini.

Salah satu contoh panggilan termasuk orangtua yang prihatin yang merasa tertekan dengan kondisi kesehatan anak mereka.

Relawan Petugas Perawatan CARE (DCO) yang memberikan layajnan mendengarkan keprihatinan orangtua dan menyarankan strategi untuk mengatasi merawat dan mendukung anak mereka.

Contoh lain dari panggilan telepon adalah dari seorang lansia yang insomnianya memburuk karena kekhawatiran tentang Covid-19.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas