China Bantah Tuduhan Jajaran Donald Trump soal Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan
Perang kata-kata tentang pandemi meningkat antara Washington dan Beijing, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Minggu (3/5/2020) berikan tanggapan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
China telah menghadapi kritik di dalam dan luar negeri atas penanganan virus tersebut, terutama selama wabah awal.
Sebelumnya, China dituduh membungkam pihak yang tahu soal virus itu dan menunda memberi tahu publik tentang parahnya krisis.
Tetapi para kritikus menuduh Washington telah meningkatkan upaya untuk menyalahkan China atas penyebaran global virus tersebut.
Ini karena AS menghadapi kritik yang semakin meningkat di dalam negeri atas penanganannya sendiri terhadap pandemi.
Hingga saat ini, AS telah mencatat lebih dari 1,2 juta kasus dan setidaknya lebih dari 72.000 Covid-19 kematian tercatat.
Beijing Menuduh AS
Beijing membalas dengan upaya propagandanya sendiri dan menuduh Amerika Serikat mengalihkan kesalahan dan menepis tuduhan tudingan yang disengaja pada tahap awal yang kritis.
Selasa lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang menuduh politisi AS berbohong tentang pandemi.
"Mereka hanya memiliki satu tujuan, mencoba mengelak dari tanggung jawab atas tindakan epidemi dan pencegahan serta pengendalian mereka sendiri dan mengalihkan perhatian publik," katanya.
Pada 30 April 2020, kantor berita pemerintah China, Xinhua, memposting video animasi yang menampilkan tokoh-tokoh seperti Lego.
Video animasi itu mengejek tanggapan AS terhadap pandemi.Ini telah dilihat sebanyak lebih 1,9 juta kali di Twitter.
Pada Senin (4/5/2020), editorial Global Times menuduh Gedung Putih terus terlibat dalam perang propaganda yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika mereka mencoba menghalangi upaya global dalam memerangi pandemi Covid-19.
"Ketika kampanye pemilihan presiden AS sedang berlangsung, pemerintahan Trump telah menerapkan strategi yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan yang ditampilkan dalam memerangi pandemi," ungkapnya.