China Bantah Tuduhan Jajaran Donald Trump soal Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan
Perang kata-kata tentang pandemi meningkat antara Washington dan Beijing, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Minggu (3/5/2020) berikan tanggapan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Tabloid nasionalis yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok menolak klaim oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa virus corona berasal dari laboratorium Wuhan.
Dikutip Tribunnews dari CNN, sebagaimana diketahui, perang kata-kata tentang pandemi meningkat antara Washington dan Beijing.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Minggu (3/5/2020) memberikan tanggapannya.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC yang diwartakan CNN, dia mengatakan ada bukti besar Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di kota Wuhan di China.
Wuhan merupakan tempat wabah itu pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 lalu.
Pompeo tidak memberikan detail untuk mendukung tuduhannya tersebut.
Baca: Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Sebut Ada Bukti Besar Virus Corona Berasal dari Lab di China
Baca: Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Mengaku Belum Melihat Pemimpin Korut Kim Jong Un
Menanggapi komentar Pompeo, surat kabar Global Times milik China mengatakan dalam sebuah editorial Senin (4/5/2020).
"(Bahwa) mantan Direktur CIA telah mengejutkan dunia dengan tuduhan yang tidak berdasar," kata editorial itu.
"Karena Pompeo mengatakan klaimnya didukung oleh 'bukti yang sangat besar,' maka dia harus menyajikan apa yang disebut bukti ini kepada dunia," terang editorial itu.
"Terutama kepada publik Amerika yang terus-menerus dia coba bodohkan," ungkap editorial itu.
"Yang benar adalah bahwa Pompeo tidak memiliki bukti, dan selama wawancara hari Minggu, dia menggertak," terang editorial tersebut.
Teori Konspirasi
Lebih lanjut, The Lancet mewartakan, para ilmuwan di seluruh dunia telah mengutuk teori konspirasi yang menunjukkan bahwa Covid-19 tidak memiliki asal alami.
Teori konspirasi itu justru menunjuk pada studi yang menyarankan virus corona berasal dari satwa liar.
China telah menghadapi kritik di dalam dan luar negeri atas penanganan virus tersebut, terutama selama wabah awal.
Sebelumnya, China dituduh membungkam pihak yang tahu soal virus itu dan menunda memberi tahu publik tentang parahnya krisis.
Tetapi para kritikus menuduh Washington telah meningkatkan upaya untuk menyalahkan China atas penyebaran global virus tersebut.
Ini karena AS menghadapi kritik yang semakin meningkat di dalam negeri atas penanganannya sendiri terhadap pandemi.
Hingga saat ini, AS telah mencatat lebih dari 1,2 juta kasus dan setidaknya lebih dari 72.000 Covid-19 kematian tercatat.
Beijing Menuduh AS
Beijing membalas dengan upaya propagandanya sendiri dan menuduh Amerika Serikat mengalihkan kesalahan dan menepis tuduhan tudingan yang disengaja pada tahap awal yang kritis.
Selasa lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang menuduh politisi AS berbohong tentang pandemi.
"Mereka hanya memiliki satu tujuan, mencoba mengelak dari tanggung jawab atas tindakan epidemi dan pencegahan serta pengendalian mereka sendiri dan mengalihkan perhatian publik," katanya.
Pada 30 April 2020, kantor berita pemerintah China, Xinhua, memposting video animasi yang menampilkan tokoh-tokoh seperti Lego.
Video animasi itu mengejek tanggapan AS terhadap pandemi.Ini telah dilihat sebanyak lebih 1,9 juta kali di Twitter.
Pada Senin (4/5/2020), editorial Global Times menuduh Gedung Putih terus terlibat dalam perang propaganda yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika mereka mencoba menghalangi upaya global dalam memerangi pandemi Covid-19.
"Ketika kampanye pemilihan presiden AS sedang berlangsung, pemerintahan Trump telah menerapkan strategi yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan yang ditampilkan dalam memerangi pandemi," ungkapnya.
"Jelas bahwa tujuan mereka adalah menyalahkan China atas pandemi dengan menunjukkan negara sebagai sumber Covid-19, "katanya.
Kemarahan Beijing
Sejauh ini, para pejabat Cina dan media pemerintah sebagian besar telah menghindari secara langsung menyebut Trump dalam liputannya.
Sebaliknya, kemarahan Beijing telah diarahkan pada Pompeo dan mantan kepala strategi Gedung Putih Steve Bannon, yang tidak memegang posisi saat ini dalam pemerintahan.
Pekan lalu, penyiar yang dikelola pemerintah CGTN menuduh Pompeo tak mau tahu pada masalah kemanusiaan dengan menyebarkan virus politik.
Corong resmi Partai Komunis Tiongkok, People's Daily, juga mengatakan dalam editorial bahwa retorika Pompeo akan memberi AS "defisit moral yang sangat besar."
Pada Senin, (4/5/2020) Global Times mengatakan Pompeo "menikmati pertunjukan solo yang gagal mematuhi standar profesional yang diharapkan untuk seorang diplomat utama.
Media pemerintah juga menghadapi Bannon setelah ia mengkritik penanganan China terhadap wabah dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Kamis.
Ia menyarankan Beijing harus bertanggung jawab secara finansial atas pandemi tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)