Hasil Penelitian Terbaru Sebut Virus Corona Pertama Kali Menular ke Manusia Awal Oktober 2019
Virus diperkirakan telah menyebar dari inang awal ke manusia antara 6 Oktober dan 11 Desember 2019.
Editor: Hasanudin Aco
Penelitian yang diunggah dalam jurnal JAMA Network Open tersebut melibatkan 38 pasien yang dirawat di sana pada Januari dan Februari 2020.
Baca: Inilah Laboratorium Institut Virologi Wuhan yang Dituduh Presiden Trump Sumber Virus Corona
Hasilnya, sekitar 16 persen dari mereka menunjukkan bahwa virus corona terdapat dalam air mani mereka.
Sekitar seperempat dari mereka berada dalam tahap infeksi akut.
Sementara itu, hampir 9 persen dari mereka pulih.
"Kami menemukan bahwa Covid-19 dapat terkandung dalam air mani pasien, dan virus masih dapat terdeteksi dalam air mani pasien yang sedang pulih," tulis Diangeng Li, salah satu penulis studi dari Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat China di Beijing.
Li dan tim menambahkan, apabila Covid-19 tidak dapat mereplikasi dalam sistem reprodusi pria, virus itu mungkin bertahan dari imunitas testis yang istimewa.
Namun, belum jelas apakah virus corona dapat menyebar melalui air mani.
Menemukan bukti virus di dalamnya tak selalu berarti menular.
"Jika studi masa depan dapat membuktikan bahwa virus corona bisa ditularkan secara seksual, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan penularan," tulis tim.
Tim mengimbuhkan, penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi sarana pencegahan penyebaran virus corona.
Selain itu, diperlukan pula penelitian lebih lanjut terkait perkembangan janin.
Baca: Produksi Dihentikan karena Corona, Dunia Mulai Kekurangan Kondom
"Oleh karena itu, menghindari kontak dengan air liur dan darah pasien mungkin tidak cukup."
"Sebab, kelangsungan hidup virus corona dalam air mani pasien yang pulih dapat memungkinkan untuk menginfeksi orang lain," jelasnya.
Penelitian ini bukanlah penemuan yang mengejutkan.
Sebelumnya, banyak virus dapat hidup di saluran reproduksi pria.
Virus Ebola dan Zika ditemukan menyebar dalam air mani.
Bahkan, virus tersebut dapat bertahan berbulan-bulan dalam air mani, meskipun pasien telah pulih.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)