Venezuela Menangkap Tentara Bayaran AS, Mengaku Berencana Tumbangkan Presiden Maduro dan Menculiknya
Seorang tentara bayaran Amerika ditangkap setelah berupaya menggulingkan Presiden Venezuela, Nicholas Maduro.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Perusahaan itu dikelola oleh Jordan Goudreau, seorang mantan tentara pasukan khusus AS.
Pada Minggu lalu, dia Jordan ini mengklaim telah meluncurkan 60 orang timnya yang melakukan serangan amfibi untuk menggulingkan Maduro dan membebaskan Venezuela.
Denman, dari Austin, Texas, ditahan bersama warga Amerika lainnya, bernama Airan Berry yang berusia 41 tahun, dan 11 lainnya.
Sementara itu delapan lainnya yang diduga teroris bayaran, terbunuh.
Saat berbicara pada Rabu (6/5/2020) ini, Maduro membahas invasi AS pada abad 21 yang gagal dilakukan di Teluk Babi, Kuba.
Presiden mengklaim para penyusup negara ini bekerja di bawah komando Trump.
"Donald Trump berada di belakang semua ini," kata pemimpin otoriter Venezuela, mengacungkan kontrak yang diduga menunjukkan bahwa misi tersebut telah ditugaskan oleh saingannya, pemimpin oposisi, Juan Guaido.
"Ini kontraknya. Berikut adalah tanda tangannya, kontrak untuk invasi Venezuela. Pelanggaran serius," kata Maduro.
Sementara itu, Juan Guaido yang namanya dibawa-bawa Maduro menolak dihubungkan dengan penyusup atau rencara kudeta di Venezuela ini.
Maduro mengklaim Trump telah mensubkontrakkan invasi ini sehingga bisa cuci tangan bila rencana tersebut gagal.
"Mereka datang ke Venezuela berpikir orang-orang akan menyambut mereka seperti semacam Rambos, dengan tepuk tangan," kata Maduro.
"Tetapi orang-orang Venezuela menangkap mereka, mengikat mereka, dan polisi harus turun tangan sehingga tidak ada tindakan kekerasan terhadap mereka," lanjutnya.
Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Bangun Pangkalan Rahasia, Rudal Nuklirnya Berpotensi Serang Daratan AS
Baca: Sudan Tunjuk Duta Besarnya untuk Amerika Serikat, Kali Pertama dalam 20 Tahun
Maduro mengklaim sistem peradilan Venezuela akan memutuskan apakah Guaido akan ditangkap atau tidak.
Di lain pihak, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan negara akan berupaya maksimal untuk membawa dua orang Amerika yang ditangkap untuk kembali.