Misi Kemanusiaan, Etihad Airways Lakukan Penerbangan Komersial Pertama dari UEA ke Israel
Hal ini menandai dilakukannya penerbangan komersial pertama antara kedua negara secara langsung tanpa transit di negara ketiga.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Baik Jalur Gaza maupun Tepi Barat diketahui tidak memiliki bandara sendiri, ini berarti sebagian besar kargo yang menuju wilayah Palestina harus masuk melalui Israel.
UEA awalnya merupakan sebuah federasi dari tujuh syekh yang didirikan pada tahun 1971 silam.
Dalam perkembangannya, UEA tidak memiliki sejarah yang signifikan dengan orang-orang Yahudi, tidak seperti negara-negara Teluk Persia lainnya.
Meskipun tidak mengakui Israel secara diplomatik, pejabat UEA telah mengizinkan pejabat Israel untuk berkunjung ke negara itu.
Bahkan lagu kebangsaan Israel pun diizinkan untuk digemakan setelah seorang atlet asal negeri zionis itu memenangkan medali emas di turnamen judo Abu Dhabi.
Israel juga memiliki misi kecil yang mewakili kepentingannya di Badan Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi.
Tahun depan, Israel akan mengambil bagian pula dalam Expo 2020 yang tertunda, sebuah pekan raya dunia yang diselenggarakan Dubai.
UEA juga telah mengumumkan rencana untuk membangun Rumah Keluarga Abraham di Abu Dhabi, yang akan menampung rumah ibadah seperti masjid, gereja, dan sinagog.
Orang Israel yang bepergian dengan paspor Barat pun secara rutin memasuki UEA tanpa terkendala, meskipun sambungan telepon masih tidak dapat dilakukan antara kedua negara.
Kendati demikian, UEA baru-baru ini mengkritik rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin mencaplok bagian-bagian Tepi Barat Palestina dan memperingatkan 'dampak dari tindakan itu'.
Terkait pandemi corona, Israel dan Otoritas Palestina telah memberlakukan sistem penguncian (lockdown) secara besar-besaran sejak pertengahan Maret lalu untuk mencegah penyebaran wabah ini.
Selain itu, juga membatasi perjalanan dan pertemuan publik serta memaksa bisnis-bisnis yang tidak penting untuk ditutup sementara.
Namun pembatasan-pembatasan itu telah banyak dicabut dalam beberapa minggu terakhir karena tingkat infeksi pandemi di Israel dan Palestina diklaim telah menurun.
Israel telah melaporkan lebih dari 16.600 kasus dan 270 kematian, dengan lebih dari 13.000 pasien telah pulih.
Sementara Otoritas Palestina telah melaporkan sekitar 390 kasus dan dua kematian, dengan sekitar 340 orang telah pulih.
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga bagi umat Islam pun akan dibuka kembali minggu depan setelah berakhirnya liburan besar yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.