Perubahan Iklim dan Suhu Global Sebabkan Salju di Antartika Berwarna Hijau
Perubahan iklim menyebabkan salju di Semenanjung Antartika berubah warna menjadi hijau.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
Sedangkan gelombang panas selama sembilan hari menghanguskan ujung utara benua awal tahun ini.
Para ilmuwan mengidentifikasi 1.679 ganggang hijau yang terpisah di permukaan salju bermekaran di area seluas 1.9 km2.
Lebar sebaran ganggang ini setara dengan penyerap karbon sekitar 479 ton per-tahun.
Penyerap karbon adalah reservoir yang menyerap lebih banyak karbon daripada yang dikeluarkannya.
Para peneliti percaya bahwa organisme ini akan berkembang seiring meningkatnya suhu global.
"Ketika Antartika menghangat, kami memperkirakan massa keseluruhan ganggang salju akan meningkat, karena penyebaran ke dataran yang lebih tinggi akan secara signifikan lebih besar daripada hilangnya petak-petak kecil ganggang pulau," kata penulis utama penelitian sekaligus seorang peneliti di University of Cambridge, Dr Andrew Gray.
Dia mengatakan bahwa kenaikan suhu akan menciptakan lingkungan yang lebih "layak huni" untuk alga.
Selain karena pencairan salju yang makin meningkat, populasi burung juga sangat berperan dalam pertumbuhan alga ini.
Sebab kotoran burung ini berperan menjadi pupuk yang akan mempercepat pertumbuhan ganggang atau alga.
Namun populasi burung terlebih penguin juga terpengaruh perubahan iklim dan suhu.
Sehingga alga salju otomatis akan kehilangan nutrisi untuk tumbuh.
Baca: Deretan Fakta Unik Icequake, Gempa yang Terjadi di Lapisan Es Antartika
Baca: Pesawat Komersil Ternyata Tak Boleh Lintasi Antartika, Ini Alasannya
Peningkatan jumlah alga yang mekar ini bisa menyebabkan pencairan salju lebih lanjut.
"Ini sangat gelap, salju hijau ganggang mekar akan memantulkan sekitar 45% dari cahaya yang menghantamnya sedangkan salju segar akan memantulkan sekitar 80% dari cahaya yang menghantamnya, sehingga itu akan meningkatkan laju salju yang meleleh di area yang terlokalisasi," kata Gray.
Para peneliti menemukan bahwa hampir dua pertiga dari ganggang itu berada di pulau-pulau kecil yang lebih rendah.
Peneliti menjelaskan, ketika Semenanjung Antartika menghangat karena naiknya suhu global, pulau-pulau bisa kehilangan lapisan salju dan ganggang ini.
Walaupun sebenarnya ganggang atau alga salju dapat ditemukan di tempat yang lebih tinggi saat salju mencair.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)