Kematian George Floyd Memicu Amukan Massa, Kantor Berita CNN Dirusak Hingga Mobil Polisi Dibakar
Beberapa pengunjuk rasa menaiki logo bertuliskan CNN di depan Kantor pusat berita itu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Kematian George Floyd, pria berkulit hitam yang disebabkan oleh perlakuan seorang petugas polisi bernama Derek Chauvin berujung aksi unjuk rasa.
Melansir Kompas.com, aksi unjuk rasa tersebut berujung perusakan sejumlah fasilitas, di antaranya mobil polisi di Atlanta.
Baca: Roger Federer Lewati Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam Daftar Pembayaran Atlet di Dunia
Mereka juga melakukan vandalisme di kantor berita CNN, saat demonstran bentrok dengan aparat pada Jumat sore (29/5/2020) waktu setempat.
Hal ini dilaporkan CBS dari laporan WGCL.
Diketahui, George Floyd, pria Afrika-Amerika yang tewas di tangan Derek Chauvin ditangkap dengan tuduhan ringan, yaitu membelanjakan barang swalayan dengan uang palsu.
Beberapa pengunjuk rasa menaiki logo bertuliskan CNN di depan Kantor pusat berita itu dan kini logo tersebut dipenuhi dengan coretan dan grafiti.
Di media sosial, para pengunjuk rasa juga tampak memecahkan dinding kaca pintu masuk kantor berita CNN.
Tak hanya kantor berita CNN, berdasarkan laporan WGCL, beberapa gedung lain di sekitar area itu juga mengalami vandalisme serupa.
Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Barclays Center, Brooklyn.
Sementara itu di Brooklyn, sekumpulan pengunjuk rasa meneriaki petugas polisi yang berbaris di luar Barclays Center.
Beberapa momen bentrok tampak seperti kerumunan yang mendorong barikade petugas dan petugas polisi yang kembali mendorong mundur kerumunan demonstran.
Sejumlah botol air dilayangkan kerumunan ke arah petugas polisi, dan sebagai balasannya, polisi menyemprotkan gas air mata pada kelompok itu dua kali.
Nama-nama orang kulit hitam yang dibunuh oleh polisi, termasuk Floyd dan Eric Garner, yang meninggal di Pulau Staten pada 2014, ada pada papan tanda yang dibawa oleh demonstran di dalam kerumunan dan juga dilantunkan dalam nyanyian mereka.
"Sudah menjadi tugas saya untuk berada di sini," kata Brianna Petrisko, salah seorang pengunjuk rasa kepada The Associated Press dari Manhattan, tempat beberapa demonstrasi lainnya dimulai.