Teknologi AI Masuki Ranah Media, Puluhan Kurator Konten Digantikan Teknologi Penulisan Otomatis
Microsoft pun telah menyampaikan kepada sejumlah jurnalis pada Kamis lalu bahwa mereka bisa saja dipecat dan digantikan dengan AI
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saat perusahaan media menghadapi tekanan keuangan dan teknologi penulisan otomatis semakin berkembang dan tersebar secara luas, pergeseran dari konten buatan manusia ke Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) pun tampak biasa saja.
Perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Microsoft pun telah menyampaikan kepada sejumlah jurnalis pada Kamis lalu bahwa mereka bisa saja dipecat dan digantikan dengan teknologi kecerdasan buatan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (1/6/2020), para karyawan yang dipekerjakan untuk bekerja di situs web Microsoft MSN dan browser Edge yang digunakan oleh jutaan orang Inggris setiap harinya pun diberitahu bahwa keterampilan mereka tidak lagi diperlukan.
Karena AI dapat melakukan semua pekerjaan yang mereka lakukan saat ini.
27 orang dari PA Media juga diberitahu bahwa dalam waktu sebulan ini, mereka tidak akan lagi memiliki pekerjaan setelah Microsoft membuat keputusan bahwa tugas untuk membuat, mengedit, dan memilih artikel 'tidak lagi' dilakukan oleh manusia.
Menurut Microsoft, ini disebabkan oleh perubahan global ke arah pembaharuan berita otomatis.
"Saya menghabiskan seluruh waktu saya membaca tentang bagaimana otomatisasi dan AI bisa mengambil semua pekerjaan kami, dan inilah saya, AI telah mengambil pekerjaan saya," kata seorang staf dari PA Media.
Karyawan tersebut mengatakan bahwa langkah penggantian manusia dengan teknologi AI sangat berisiko.
Karena para staf saat ini harus menjaga 'pedoman editorial yang sangat ketat' agar konten yang keras atau tidak pantas, tentunya tidak muncul di browser pengguna.
Proses ini sangat penting ketika mempertimbangkan usia para pengguna online yang lebih muda, dan ini yang diragukan jika AI difungsikan.
Tim di situs Microsoft saat ini memang tidak membuat cerita asli, namun tetap ditugaskan untuk mengedit, memilih artikel dari sumber berita lain, mengedit konten, dan tajuk utama agar sesuai dengan format baru.
Artikel yang dipilih pun kemudian dihosting di situs web Microsoft, dengan penerbit aslinya menerima sebagian dari pendapatan itu.
Mereka yang menghadapi risiko kehilangan pekerjaan ini tentunya memiliki berbagai pengalaman, mulai dari keterlibatan di industri yang mapan hingga mereka yang baru saja memulai karir.
Keduanya saat ini terpaksa harus mencari pekerjaan di tempat lain, karena saat ini industri secara keseluruhan terancam oleh teknologi AI.
PA Media juga berada di bawah tekanan, karena perusahaan ini tengah mengalami kesulitan keuangan dan telah dipaksa untuk memberlakukan cuti serta memotong upah beberapa stafnya di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.
"Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi bisnis kami secara teratur. Ini dapat menghasilkan peningkatan investasi di beberapa tempat dan dari waktu ke waktu akan ada penempatan kembali di tempat lain. Tapi keputusan ini bukan hasil dari pandemi saat ini," kata seorang juru bicara PA Media.
Pekerjaan jurnalisme di seluruh dunia kini memang berada di bawah ancaman karena pertumbuhan Kecerdasan Buatan yang mulai memasuki ranah media.
Namun teknologi untuk menulis artikel secara otomatis tanpa dilakukan oleh manusia, tampaknya belum menjadi fenomena yang meluas.