Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Hasil Otopsi Independen di Kasus Kematian George Floyd yang Memicu Rusuh di AS

Otopsi independen dan bukti video memperjelas bahwa Floyd sudah mati ketika dia masih berbaring di jalan dengan polisi di atasnya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Inilah Hasil Otopsi Independen di Kasus Kematian George Floyd yang Memicu Rusuh di AS
Ilyas Tayfun Salci / ANADOLU AGENCY / Anadolu Agency via AFP
Orang-orang berkumpul dalam aksi protes atas kematian George Floyd, di Trafalgar Square pada 31 Mei 2020 di London, Inggris. 

TRIBUNNEWS.COM, MINNEAPOLIS - Dua dokter yang melakukan otopsi independen atas jasad George Floyd yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis pekan lalu mengatakan bahwa Floyd meninggal karena sesak napas dan penyebab ematiannya adalah karena pembunuhan.

Para dokter juga mengatakan, tidak ada kondisi medis yang mendasari kematian Floyd dan bahwa ia kemungkinan meninggal sebelum dimasukkan ke dalam ambulans.

Temuan ini tentu saja bertentangan dengan temuan awal otopsi resmi oleh pemeriksa medis distrik Hennepin yang dikutip dalam dokumen tuntutan pengadilan terhadap petugas polisi yang mendorong lututnya ke leher Floyd selama beberapa menit.

Temuan awal itu mengatakan tidak ada bukti pencekikan traumatis.

Ia juga mengatakan penyakit arteri koroner dan hipertensi juga kemungkinan berkontribusi pada kematian Floyd. 

Baca: Antisipasi Rusuh di AS Meluas, Secret Services Sempat Sembunyikan Donald Trump di Bunker

Laporan otopsi lengkap kabupaten belum dirilis. Kemudian pada hari Senin, pemeriksa medis menyatakan kematian Floyd adalah pembunuhan.

Baca: Penjelasan Pria Pemilik Tato Bergambar Peta Indonesia dalam Demo Rusuh di AS

"Buktinya konsisten dengan asfiksia mekanik sebagai penyebab kematian dan pembunuhan sebagai cara kematian," kata Dr. Allecia Wilson dari University of Michigan, salah satu dari dua dokter forensik yang melakukan otopsi independen.

Berita Rekomendasi

Video Bystander menunjukkan Floyd memohon untuk menyerah dan mengatakan berulang kali bahwa dia tidak bisa bernapas ketika seorang perwira polisi Derek Chauvin menjepit leher Floyd dengan lututnya selama hampir sembilan menit.

Dua petugas lainnya menekan punggung Floyd dengan lutut.

Baca: Acara Pesta Ulang Tahun Berujung Petaka, 40 Orang Keracunan Massal Nasi Kuning Lauk Telur Itik

Chauvin, yang berkulit putih dan telah dipecat dari departemen kepolisian Minneapolis, dipukul dengan tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan pekan lalu.

Baca: Penjelasan Pria Pemilik Tato Bergambar Peta Indonesia dalam Demo Rusuh di AS

Tetapi Dr. Michael Baden, yang juga mengambil bagian dalam otopsi independen atas perintah keluarga Floyd, mengatakan bahwa tindakan dua petugas lainnya juga menyebabkan Floyd berhenti bernapas. 

Baca: Penjelasan Polisi Tentang OTK yang Bakar Mobil Patroli dan Menyerang Polsek Daha Selatan

"Kita dapat melihat setelah kurang dari empat menit bahwa Mr. Floyd tidak bergerak, tidak bernyawa," kata Baden, menambahkan dia tidak menemukan kondisi kesehatan yang mendasari yang menyebabkan kematian Floyd.


Baden telah menangani beberapa kasus terkenal, termasuk kematian Eric Garner 2014, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York City.

Baden menepis argumen bahwa jika Floyd bisa bicara maka dia bisa bernafas.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas