Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusuh di Amerika, Pemilik Toko Minuman Pakai Senapan Militer Halau Para Penjarah

Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rusuh di Amerika, Pemilik Toko Minuman Pakai Senapan Militer Halau Para Penjarah
AFP/APU GOMES
Seorang pengunjukrasa memukulkan skateboardnya ke jendela sebuah restoran di pusat kota Los Angeles, Sabtu (30/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/APU GOMES 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Demo membela George Floyd di berbagai wilayah di Amerika Serikat banyak yang berlangsung ricuh disertai dengan kekerasan hingga penjarahan.

Joe, seorang pemilik toko minuman keras di Santa Monica, California, sampai harus mengamankan bisnisnya dengan senapan militer AR-15 atau M16.

Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.

Awalnya, senapan tersebut digunakan Angkatan Darat AS saat berperang di Vietnam.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Joe dan teman-temannya berjaga di depan toko minuman sambil membawa senapan itu.

Hal itu ia lakukan agar membuat penjarah mengurungkan niat mereka untuk menjarah toko minumannya.

Joe juga mengaku ingin melindungi para pelanggannya lantaran keadaan begitu berbahaya.

 

Baca: BERITA FOTO: Presiden Trump Keluar dari Tempat Persembunyiannya, Dikawal Ketat Secret Services

Berita Rekomendasi

"Ini adalah hal baik karena aku, teman-temanku, dan para pelanggan bisa terlindungi, situasi cukup mengerikan," ujar Joe.

Tak hanya mengamankan bisnisnya sendiri, Joe dan teman-temannya juga mengamankan bisnis yang berada di sekitarnya agar tak dijarah.

Diketahui, Santa Monica termasuk kota dengan situasi berbahaya di tengah gelombang protes membela George Floyd.

Seorang demonstran mengangkat dan mengepalkan tangannya di dekat api saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di luar lingkungan White House, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Samuel Corum
Seorang demonstran mengangkat dan mengepalkan tangannya di dekat api saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di luar lingkungan White House, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Samuel Corum (AFP/Samuel Corum)

Penjarahan di Santa Monica termasuk paling banyak dan paling rusuh.

Bahkan, demi mengamankan situasi, pihak berwenang meminta pertokoan harus sudah tutup pada pukul 13.00.

Sedangkan segala aktivitas di luar dibatasi hanya sampai pukul 16.00.

Baca: Floyd Mayweather akan Bayar Pemakaman George Floyd sebagai Tanda Dukungan

Trump Dikecam di Tengah Kerusuhan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas