Tindihan Polisi di Bagian Punggung Juga Disebut Penyebab Kematian George Floyd
Baden menambahkan, ia tidak menemukan masalah kesehatan yang mendasar pada Floyd dan menyebabkan kematiannya
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dua dokter melakukan autopsi independen terhadap jenazah George Floyd.
Diketahui, kematian George Floyd memicu gelombang unjuk rasa dan kerusuhan di Amerika Serikat.
Baca: Tiga Buronan Curas Mobil Pikap di Jawa Timur Ditembak
Hasil autopsi menunjukkan bukan hanya polisi yang menindih leher George Floyd, Derek Chauvin, menyebabkan kematian.
Namun ada sejumlah personil lainnya di lokasi kejadian yang turut menyebabkan kematian George Floyd.
Video yang beredar menunjukkan George Floyd memohon dan berulang kali mengatakan, 'ia tidak bisa bernapas' ketika seorang polisi Derek Chauvin terus menempelkan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit.
Dua petugas lainnya juga menekan lutut mereka ke punggung Floyd.
Dr Michael Baden, yang juga mengambil bagian dalam autopsi independen atas permintaan dari keluarga Floyd, mengatakan, tindakan dua anggota polisi itu juga menyebabkan kematian Floyd.
Baden menambahkan, ia tidak menemukan masalah kesehatan yang mendasar pada Floyd dan menyebabkan kematiannya.
Baden berpengalaman dalam menangani kasus-kasus besar, termasuk kasus kematian 2014 lalu, Eric Garner, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York.
"Banyak polisi punya kesan bahwa jika Anda dapat berbicara, itu berarti Anda sedang bernapas. Itu tidak benar," kata Baden.
"Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak bernapas," ucapnya sambil menirukannya.
Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mendesak empat polisi yang berada di tempat kejadian harus juga didakwa dalam kasus yang sama. Jadi bukan hanya Chauvin.
"Tidak hanya lutut di leher George penyebab kematiannya, tapi begitu juga dua polisi lain yang melakukan hal yang sama di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke dalam otaknya, tetapi aliran udara ke dalam paru-parunya," kata Romanucci.