Hasil Autopsi George Floyd Positif Terpapar Virus Corona, Masuk Kategori OTG
Hasil autopsi dari George Floyd menujukan dirinya terpapar virus corona dan menjadi carrier.
Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Menurut laporan autopsi, George Floyd, pria kulit hitam Amerika yang meninggal karena menjadi korban rasisme di Amerika positif terpapar virus corona.
George Floyd meninggal dunia setelah lehernya ditindih oleh petugas polisi di Minneapolis selama hampir sembilan menit.
Dikutip dari SCMP, Kantor Pemeriksa Medis Hennepin County di Minneapolis juga merilis cedera akibat benda tumpul di wajah, bahu, tangan, lengan, dan kaki Mr Floyd, serta memar di pergelangan tangannya karena borgol.
Kematian Floyd pada 25 Mei memicu protes luas terhadap kekerasan polisi dan diskriminasi rasial terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat.
Baca: Ancaman Hukum 40 Tahun Penjara untuk 4 Polisi Pembunuh George Floyd
Laporan autopsi, yang dirilis dengan izin keluarga Floyd, mengatakan bahwa usap hidung pascamortem mengkonfirmasi ia positif virus corona.
Dari laporan tersebut diketahui Georga telah terinfeksi sejak 3 April lalu.
Namun, seseorang masih dapat teruji positif berminggu-minggu setelah pertama kali tertular virus corona.
Hasil tes postmortem Floyd masuk dalam karakteristik orang tanpa gejala (OTG).
Aksi unjuk rasa besar-besaran di Amerika adalah buntut dari viralnya video saat Floyd meninggal dunia.
Dalam rekaman video penangkapan Floyd, dia terdengar berulang kali mengatakan "Aku tidak bisa bernapas" ketika petugas polisi Derek Chauvin menekan lutut di lehernya.
Baca: Polisi Dorong Pria Lansia Kulit Putih Pendukung George Floyd, Jatuh hingga Kepala Terbentur Trotoar
Tiga petugas polisi lainnya yang berada di tempat kejadian pada saat penangkapan Floyd telah dituduh membantu dan bersekongkol dalam aksi pembunuhan.
Laporan autopsi juga menunjukkan bahwa zat fentanil dan metamfetamin ditemukan dalam tubuh Floyd, tetapi itu bukan penyebab kematiannya.
Tidak ada laporan publik sebelumnya bahwa dia menderita Covid 19.
Pasalnya, tidak semua orang yang dites positif untuk virus corona menunjukkan gejala.