Pengantin Gelar Pernikahan di Tengah Demo Bela George Floyd, Massa Ikut Bersorak dan Abadikan Momen
Ada pemandangan unik di tengah protes George Floyd di Philadelphia pada Sabtu (6/6/2020) lalu, yakni pasangan pengantin yang menikah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Ada pemandangan unik di tengah protes George Floyd di Philadelphia pada Sabtu (6/6/2020) lalu.
Sepasang pengantin merayakan pernikahan di tengah aksi protes itu.
Kerry-Anne dan Michael Gordon memulai upacara pernikahan kecil mereka di luar ruangan tepat ketika ribuan orang turun ke Benjamin Franklin Parkway untuk menuntut keadilan atas kematian George Floyd.
Anne dan Gordon sebenarnya tahu protes ini sedang berlangsung, namun keduanya memutuskan untuk tetap melangsungkan pernikahan.
Baca: Belajar Dari Kasus George Floyd, Amnesty Internasional Kritisi Tindakan Represif Aparat di Indonesia
Baca: Satu Keinginan Mike Tyson yang Belum Terwujud, Bertanding Lawan Floyd Mayweather
Pasangan ini sengaja menunda perayaan pernikahan mereka ini hingga 2021 karena pandemi Covid-19.
Namun keduanya justru memilih mengucap janji sehidup semati di tengah kerumunan massa.
"Itu berakhir menjadi momen yang sangat kuat," kata Kerry-Anne Gordon (35), dikutip dari ABC News.
"Bukan saja kami merasakan pergerakan orang-orang tapi aku bertemu suamiku, pada hari pernikahan kami, sebagai pria kulit hitam yang kuat dan perwakilan yang baik tentang siapa kami sebagai manusia, seperti apa orang kita, seperti apa budaya kami."
"Itu hanya momen yang sangat, sangat memberdayakan bagi kami mengingat semua ini terjadi pada satu saat dalam satu waktu," tambahnya.
Pada postingan Instagram @luxorweddingfilms, Anne dan Gordon terlihat saling bergandengan tangan di tengah kerumunan massa.
Sementara sejumlah pers dan para demonstran ikut mengabadikan momen dan bersorak untuk mereka.
Video ini menuai banyak pujian dari netizen, ada yang merasa terharu hingga ikut bahagia.
Protes nasional atas tindakan kekerasan polisi pada komunitas kulit hitam meledak setelah kematian Floyd pada Senin (25/5/2020) silam.
Floyd diamankan empat polisi Minneapolis karena diduga memalsukan uang senilai USD 20 atau sekira Rp 280 ribu.
Pria malang ini diduga meninggal karena kekerasan yang dilakukan polisi bernama Derek Chauvin.
Dalam video yang beredar, Chauvin meniarapkan tubuh Floyd ke aspal dan mengunci leher pria Afrika-Amerika itu dengan lututnya.
Meski Floyd berkali-kali mengadu tidak bisa bernapas, Chauvin tetap menekankan lututnya hingga Floyd tidak sadarkan diri.
Suami Anne, Michael Gordon (42) menilai kasus dan isu rasisme sudah ada jauh sebelum kematian Floyd.
Pasangan Anne dan Gordon merupakan keturunan kulit hitam.
Anne berasal dari Jamaika sedangkan Gordon adalah keturuna Karibia.
Keduanya mengaku telah merasakan sendiri rasisme yang ada di AS.
Anne dan Gordon juga merasa berkesan dengan adanya protes nasional ini.
"Kita semua melihat ketidakadilan ini."
"Kita semua ingin melihat jarum ini bergeser dari status quo dan yang membuat hari ini lebih berkesan," kata Michael Gordon.
Dia menilai aksi demonstrasi pada Sabtu lalu berjalan sangat damai.
Baca: Dari Gedung Putih ke Golden Gate, Unjuk Rasa Pasca Kematian George Floyd Terus Berlangsung
Baca: Pelaku Pembunuhan George Floyd, Derek Chauvin, Sempat Diperingatkan Rekannya saat Kejadian
Melalui foto-foto pernikahannya, terlihat massa yang ikut bahagia dan mengabadikan momen pengantin baru ini.
"Itulah seluruh acara di luar sana. Tentu saja ada polisi dan Garda Nasional, tetapi itu adalah protes damai."
"Semua orang sangat baik," kata Gordon.
"Itu dengan sendirinya menunjukkan gerakan apa yang bisa dan bagi kita untuk menjadi bagian dari itu, itu adalah hal yang positif," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)