Tidak Hanya di AS, Kebrutalan Polisi Juga Terjadi di Kenya Berujung 15 Meninggal dan 31 Terluka
Tidak hanya di Amerika Serikat, kebrutalan polisi juga sudah menjadi persoalan lama di Kenya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
Setidaknya ada 15 korban meninggal dan 31 luka-luka akibat kekerasan polisi saat menjalankan patroli jam malam.
Polemik ini tentu sama dengan yang terjadi di Amerika Serikat saat ini.
Bahkan sudah sepekan lebih masyarakat berdemo dan protes terhadap kematian George Floyd.
Publik menilai George Floyd meninggal karena rasisme yang dilakukan polisi terhadapnya.
Aktivis Kenya mengungkapkan bahwa kebrutalan polisi di negaranya selama ini kerap kali lepas dari hukum.
"Akhirnya suara kami didengar, kami berada di daerah kumuh tetapi seluruh dunia akan mendengar tangisan kami seperti mereka mendengar George Floyd," kata pengunjuk rasa Cynthia Ochieng kepada Anadolu Agency.
Kelompok HAM menilai Kepolisian Kenya menggunakan kekuatan berlebihan dan melakukan pembunuhan di luar hukum kepada warga sipil, terutama di lingkungan miskin.
Pada April lalu, Human Right Watch (HRW) menuduh polisi memberlakukan jam malam dengan cara yang keras dan tidak beraturan sejak awal.
Tidak jarang polisi mencambuk, menendang, dan meracuni warga dengan gas demi memaksa mereka tidak berkeliaran di jalan.
Baca: Pernah Diperlakukan Rasis Pemain Lawan, Odion Ighalo Mengaku Tak Sudi Diajak Bersalaman
Baca: Anindya Bakrie Dan Erick Thohir Bersama Oxford United Perangi Rasis
Sama halnya yang terjadi kepada Yassin Hussein Moyo (13).
Hussein meninggal pada 31 Maret lalu setelah ditembak polisi saat berdiri di balkonnya.
Polisi tega melakukan itu karena bocah tersebut menolak masuk ke rumahnya.
Kasus lainnya menimpa seorang pedagang tomat di Kakamega Barat.
Dia dihujani gas air mata sementara empat orang dipukuli hingga meninggal di berbagai wilayah negara ini.
"Hal ini mengejutkan bahwa orang yang kehilangan nyawa dan mata pencaharian mereka sementara diduga dilindungi dari infeksi," kata peneliti senior HRW, Otsieno Namwaya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.