Pimpinan Serikat Polisi New York: Berhenti Memperlakukan Kami Seperti Binatang dan Penjahat
Bos dari Asosiasi Kebajikan Polisi negara bagian New York ini merasa marah terhadap sikap sentimen anti-polisi dalam dunia politik dan pemberitaan med
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Setelah berminggu-minggu menghadapi aksi protes berujung kerusuhan dan ancaman bahwa departemennya akan digembosi, pimpinan Serikat Polisi New York, Mike O 'Meara pun menunjukkan sikapnya.
Ia mengecam siapapun yang memperlakukan polisi seperti 'binatang dan penjahat', termasuk media.
Peristiwa penganiayaan berujung tewasnya warga kulit hitam George Floyd oleh polisi bernama Derek Chauvin di Minneapolisi, Minnesota, pada dua pekan lalu memang telah menimbulkan gelombang kemarahan di seluruh AS.
Baca: Lihat Rekaman Video, Pengacara Thomas Lane Sebut George Floyd dalam Pengaruh Obat Saat Ditangkap
Kemarahan ini pun berfokus pada para polisi AS yang biasanya berseragam biru.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (10/6/2020), para perusuh dan penjarah melakukan pembakaran kantor polisi, menyemprotkan cat untuk menulis grafiti 'bunuh polisi' serta melemparkan batu bata ke polisi anti huru hara.
Baca: Tiga Opsir di TKP Kematian George Floyd Didakwa Membantu Pembunuhan: Terancam 40 Tahun Penjara
Melihat kemarahan yang terus meningkat di seluruh jalanan AS, anggota parlemen di Capitol Hill pun berencana meresmikan paket Undang-undang (UU) Reformasi Kepolisian.
Sementara Dewan Kota Minneapolis memimpin voting yang bertujuan untuk membubarkan Departemen Kepolisian kota itu.
Baca: Sadis, Wanita Ini Mau Kuliti Kepala Korbannya Hidup-hidup: Santai Ngopi Seusai Memutilasi
Menanggapi protes dan tekanan yang ditujukan kepada departemen kepolisian di seluruh negara bagian AS, pimpinan Serikat Polisi New York Mike O’Meara menyerang balik dengan suara yang keras pada konferensi pers yang digelar di New York City pada Selasa kemarin.
Bos dari Asosiasi Kebajikan Polisi negara bagian New York (New York state’s Police Benevolent Association) ini merasa marah terhadap sikap sentimen anti-polisi dalam dunia politik dan pemberitaan media.
"Semua orang berusaha mempermalukan kami. Legislator, pers, semua orang berusaha mempermalukan kami karena merasa malu dengan profesi kami. Kalian tahu apa? Profesi ini tidak ternoda oleh tindakan seseorang di Minneapolis itu," kata O'Meara.
Baca: Kronologi Pecahnya Kerusuhan di Minneapolis Sebelum Menjalar Seantero AS: Massa Juga Menjarah Toko
Ia pun membanggakan seragam dan lencana yang dikenakannya.
"Ini masih bersinar di atasnya, dan begitu juga milik mereka," tegas O'Meara.
O'Meara kemudian mengultimatum siapapun yang memandang rendah kepolisian AS.
"Berhentilah memperlakukan kami seperti binatang dan penjahat, dan mulailah memperlakukan kami dengan rasa hormat. Kami telah difitnah, itu menjijikkan," jelas O'Meara sambil berteriak.
Pada kesempatan itu, ia juga mengutuk pembunuhan yang dilakukan terhadap Floyd, menyebut tindakan Chauvin 'menjijikkan' dan bersikeras bahwa departemennya tidak akan melakukan tindakan brutal seperti itu.
"Bukan seperti itu cara yang kita lakukan. Bukan itu yang dilakukan polisi, ia (Chauvin) membunuh seseorang. (Sedangkan) kami tidak akan melakukannya," papar O'Meara.
Pernyataan O'Meara memang terlihat sangat tegas dan serikatnya pun sangat mempengaruhi para pembuat hukum di New York.
Namun, sebuah peristiwa memalukan yang baru saja terjadi di New York dan turut melibatkan anggotanya, tentunya menjadi bukti bahwa fakta yang ada berbanding terbalik dengan pernyataannya.
Sebelumnya pada hari Selasa kemarin, seorang polisi di New York Police Department (NYPD) menyerahkan diri untuk menghadapi tuduhan penyerangan setelah beredar sebuah video yang menunjukkan bahwa dirinya mendorong seorang pemrotes perempuan pada bulan lalu dan secara verbal melecehkannya.
Selain itu, dua polisi di kawasan Buffalo, New York juga telah ditangkap dan didakwa melakukan penyerangan karena mendorong seorang laki-laki berusia 75 tahun hingga tersungkur selama berlangsungnya aksi demonstrasi di kota itu pada pekan lalu.
Meskipun O'Meara tidak menyebutkan nama, ada dua anggota parlemen dari Partai Demokrat yang menjadi sasaran sindiran dan omelannya, mereka adalah Gubernur New York Andrew Cuomo dan Wali Kota New York, Bill De Blasio.
Cuomo telah berjanji untuk menandatangani paket UU Reformasi Kepolisian pada minggu ini.
Sedangkan Bill De Blasio sebenarnya tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan polisi New York sejak 2013 silam, karena membatalkan kebijakan NYPD dan bersumpah untuk memangkas dana yang dianggarkan untuk departemen itu.
Sumber: Russia Today