Brasil Alami Lonjakan Kematian Covid-19 saat Pertokoan Dibuka dan Jalanan Kembali Ramai
Negara bagian Brasil terpadat, Sao Paulo mengalami lonjakan kematian disaat pertokoan mulai dibuka, pada Rabu (10/6/2020) lalu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Negara bagian Brasil terpadat, Sao Paulo mengalami lonjakan kematian di saat pertokoan mulai dibuka, pada Rabu (10/6/2020) lalu.
Lonjakan ini sudah terjadi dua hari berturut-turut bersamaan dengan bisnis yang beroperasi kembali.
Sao Paulo mencatat 340 kematian baru dalam 24 jam terakhir.
Sehingga kini total kematiannya berjumlah 9.862, seperempat dari jumlah kematian di Negara Brasil.
Namun fakta ini tidak menghentikan masyarakat berbondong-bondong memadati jalan dan pusat perbelanjaan, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Baca: Prediksi Everton vs Liverpool Liga Inggris: Panggung Adu Tajam Juru Gedor Asal Brasil
Baca: Bocah 5 Tahun yang Terbunuh di Brasil Dikaitkan dengan Rasisme, Versi #BlackLivesMatter di Brasil
Setengah dari bisnis tidak bersifat darurat ini dibuka pada Rabu (10/6/2020) lalu.
Meskipun toko kebutuhan pokok seperti apotek dan supermarket tetap dibuka, bisnis tidak darurat ditutup sejak Maret lalu.
Jalan tradisional yang ramai dengan toko-toko furnitur kelas bawah dan toko-toko yang menjual alat musik, Rua Teodoro Sampaio perlahan-lahan kembali ramai pada Rabu lalu.
"Kami mengizinkan maksimum lima pelanggan sekaligus," kata Flavio Almeida, seorang manajer toko.
"Sebelum orang datang dan melihat-lihat, menghabiskan waktu di toko, sekarang mereka masuk, langsung pergi untuk mendapatkan apa yang mereka cari dan langsung membayar untuk pergi secepat mungkin."
"Kita semua takut, staf dan pelanggan, tetapi apa yang bisa kita lakukan, kita semua harus bekerja," sambungnya, dikutip dari CNN.
Baca: Berdikari Impor 50 Ribu Ton Daging Kerbau India dan 10 Ribu Ton Daging Sapi Brasil
Baca: Santai Makan Hot Dog Saat Jumlah Korban Corona Meningkat, Presiden Brasil Dicap Pembunuh
Toko-toko ini hanya memperbolehkan pelanggan bermasker dan memiliki hand sanitizer untuk masuk ke dalam.
Tidak jarang toko-toko ini memeriksa suhu para pelanggan di pintu masuk.
"Saya takut karena virusnya sedang tumbuh, tetapi pada saat yang sama kita harus pergi bekerja dan membeli barang untuk dijual, meskipun selalu dilindungi oleh masker," kata Vanessa Pereira, penjaga di sebuah toko.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.