Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilik Usaha di Minneapolis Bentuk Kelompok Bersenjata Hindari Penjarah saat Demo George Floyd

Para pemilik bisnis kecil di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, membentuk kelompok bersenjata. Ada juga yang pakai senapan perang.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Daryono
zoom-in Pemilik Usaha di Minneapolis Bentuk Kelompok Bersenjata Hindari Penjarah saat Demo George Floyd
AFP/Apu Gomes
Warga berlari dengan membawa barang-barang hasil menjarah di sebuah toko pakaian saat terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Long Beach, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Apu Gomes 

TRIBUNNEWS.COM - Para pemilik bisnis kecil di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, membentuk kelompok bersenjata.

Hal itu demi melindungi usaha mereka serta masyarakat sekitar dari para penjarah dalam demo bela George Floyd.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, jumlah anggota polisi yang diterjunkan di Minneapolis semakin berkurang.

Seorang pemilik restoran, Cesia Baires menyebut, di samping menjaga bisnis warga, pihaknya berfokus melindungi pemukiman.

"Hal-hal yang bersifat materi bisa mudah diganti," ujar Baires.

"Tapi ada banyak keluarga di sini. Bangunan-bangunan ini bukanlah bangunan kosong," ungkapnya.

Seorang wanita berjalan melewati sebuah toko yang ditutup dengan papan usai terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Agustin Paullier
Seorang wanita berjalan melewati sebuah toko yang ditutup dengan papan usai terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Agustin Paullier (AFP/Agustin Paullier)

Baca: Trump Tuduh Lansia Pendukung George Floyd yang Didorong Polisi hingga Terbentur Jalan sebagai Antifa

Baca: Capres AS Joe Biden Didesak Pilih Wanita Kulit Hitam sebagai Cawapres, Ini Kata Penasihat

Baires dan warga lainnya membentuk kelompok bersenjata, yang mana keanggotaan berisi orang-orang yang memang berlisensi atas kepemilikan senjata.

Berita Rekomendasi

Mereka tak selalu berada di garda depan pemukiman, namun juga mengintai dari atap rumah dengan senapan semiotomatis.

Bahkan kelompok itu juga membagikan tabung pemadam api untuk setiap rumah.

Kelompok Baires itu tidaklah sendiri, ada beberapa kelompok bersenjata lain di seluruh penjuru kota.

Di antaranya ada anggota dewan kota, Jeremiah Ellison yang merupakan putra Jaksa Agung Minnesota, Keith Ellison.

Jeremiah berkeliling kota sambil membawa alat pemadam api serta pistol untuk mengamankan kota.

Pemilik Toko Gunakan Senapan Militer

Selain di Minneapolis, ada juga seorang pemilik toko minuman keras di Santa Monica, California, yang mengamankan daerahnya dengan senjata api.

Joe sampai harus mengamankan bisnisnya dengan senapan militer AR-15 atau M16.

Senapan tersebut adalah jenis senjata api semi-otomatis yang memang dipasarkan untuk warga sipil.

Awalnya, senapan tersebut digunakan Angkatan Darat AS saat berperang di Vietnam.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Joe dan teman-temannya berjaga di depan toko minuman sambil membawa senapan itu.

Apple Store di Wallnut Street, Philadelphia yang dijarah oleh oknum demonstan pada (31/5/2020). Apple Store turut menjadi korban penjarahan oknum demonstran George Floyd. Meski mengalami kerugian, Apple lakukan balas dendam cerdik bagi penjarah.
Apple Store di Wallnut Street, Philadelphia yang dijarah oleh oknum demonstan pada (31/5/2020). Apple Store turut menjadi korban penjarahan oknum demonstran George Floyd. Meski mengalami kerugian, Apple lakukan balas dendam cerdik bagi penjarah. (Twitter/SamWoodlll)

Baca: Thomas Lane Dituduh Terlibat Pembunuhan George Floyd, Pengacara Klaim Ada Bukti tuk Membebaskannya

Baca: Wacana Polisi AS Dibubarkan, Istri Wali Kota New York Sebut Mustahil hingga Hidup seperti di Surga

Hal itu ia lakukan agar membuat penjarah mengurungkan niat mereka untuk menjarah toko minumannya.

Joe juga mengaku ingin melindungi para pelanggannya lantaran keadaan begitu berbahaya.

"Ini adalah hal baik karena aku, teman-temanku, dan para pelanggan bisa terlindungi, situasi cukup mengerikan," ujar Joe.

Tak hanya mengamankan bisnisnya sendiri, Joe dan teman-temannya juga mengamankan bisnis yang berada di sekitarnya agar tak dijarah.

Diketahui, Santa Monica termasuk kota dengan situasi berbahaya di tengah gelombang protes membela George Floyd.

Penjarahan di Santa Monica termasuk paling banyak dan paling rusuh.

Bahkan, demi mengamankan situasi, pihak berwenang meminta pertokoan harus sudah tutup pada pukul 13.00.

Sedangkan segala aktivitas di luar dibatasi hanya sampai pukul 16.00.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas