India Boikot HP China Pascabentrokan Tewaskan 20 Orang, Data Ungkap Kondisi Sebenarnya
Awal pekan ini bentrokan antara tentara India-China di Ladakh menimbulkan sentimen anti-China di India.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Sebagian besar merek top ini, yaitu Oppo, Vivo, Realme, iQoo, dan OnePlus berada di bawah raksasa elektronik China, BBK Electronics.
Namun, terlepas dari angka-angka ini, ketegangan antara India-China turut mempengaruhi kebijakan sejumlah merek ponsel China.
Xiaomi, Poco, dan Realme beberapa waktu lalu menegaskan akan mendukung India.
Ketiga merek ingin tetap tinggal di pasar India dan beradaptasi sesuai kebutuhan di negara ini.
Sayangnya, merek China tidak cukup hanya pada ponsel pintar saja.
Berbagai aksesoris smartphone seperti powerbank, headphone, earphone, TV, laptop, dan segala sesuatu kebanyakan diproduksi perusahaan teknologi China.
Baca: Menteri India Klaim 40 Tentara China Tewas Dalam Bentrokan di Perbatasan
Baca: Bentrok di India: Pasukan Keamanan Tingkatkan Operasi, Baku Tembak Tewaskan 8 Orang
Belum lagi investasi China di berbagai perusahaan India yang membantu meningkatkan perekonomian di negara Bollywood.
Adapun sejumlah platform online dengan investasi besar dari China di India antara lain Byju's, Dream 11, Flipkart, Hike, Ola, Oyo, Paytm, Swiggy, Zomato, dan MakeMyTrip.
Selain itu, perusahaan seperti Vivo dan lainnya bahkan telah bermitra untuk piala dunia Cricket T20 dan turnamen lainnya, mendanai mereka dan mendukung secara finansial.
Sejatinya seruang boikot produk China di sektor teknologi dan investasi telah merebak di India sejak Mei silam.
Dimana ketika itu pasukan China mulai bergerak di wilayah sengketa, Ladakh.
Saat itu bentrokan demi bentrokan antar tentara sudah seringkali terjadi.
Namun melihat fakta-fakta ini, tampaknya menggaungkan boikot produk China tidak semudah untuk dilakukan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)