Hampir Setengah Populasi Suku Arara di Amazon Brasil Positif Corona
Wabah Covid-19 di Brasil mengancam kehidupan penduduk suku pedalaman Amazon.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Wabah Covid-19 di Brasil mengancam kehidupan penduduk suku pedalaman Amazon.
Sampai Selasa (23/6/2020), Brasil telah mencatat 1.111.348 kasus infeksi.
Lalu pada Senin (22/6/2020) lalu, angka kematiannya tembus 51.407, jumlah terbanyak kedua di dunia setelah AS.
Meski kenyataannya wabah ini membahayakan siapapun, tapi risiko yang ditanggung masyarakat pedalaman Amazon lebih berat.
Dikutip dari CNN, Asosiasi Masyarakat Adat Brasil (APIB) mengatakan tingkat kematian akibat Covid-19 di Amazon adalah dua kali lipat dari sisa populasi.
Baca: WHO Catat Rekor Tertinggi Tambahan Kasus Baru 183.020 dalam 24 Jam, Brasil Terparah
Baca: Toko Ritel di Brasil Mulai Dibuka Kembali setelah 2 Bulan Ditutup karena Virus Corona
Akhir Mei lalu, ada 980 kasus Covid-19 dan 125 kematian dari masyarakat asli Brasil di Amazon.
Menurut organisasi pembela hak-hak warga adat, Survival International, suku Arara yang tinggal di wilayah Cachoeira Seca (Air Terjun Kering) adalah suku pedalaman Amazon yang paling terdampak parah.
Statistik resmi mengungkapkan, 46 persen dari 121 orang Arara sudah terinfeksi virus corona.
Namun para ahli percaya, mungkin saat ini semua suku Arara telah terinfeksi wabah asal China ini.
"Kami sangat khawatir," kata seorang lelaki Arara, dikutip dari Live Science.
"Tidak ada obat, tidak ada ventilator," tambahnya.
Rumah sakit terdekat menempuh perjalanan selama tiga hari dari desa.
Baca: Adak Island, Pulau Tandus yang Memiliki Hutan Nasional Terkecil di AS
Baca: Tanggapan Presiden Brasil soal Angka Kematian Covid-19 yang Tinggi: Kematian adalah Takdir
Data ini tentu miris, karena salah satu masyarakat adat di Amazon berisiko punah oleh penyakit ini.
Suku Arara termasuk suku yang masih baru di Brasil dan baru ditemukan pada 1987 silam.