Konflik Korsel vs Korut Makin Panas: ''Perang'' Selebaran dan Propaganda
Konflik dua Korea ini bermula dari selebaran propaganda anti-Korea Utara yang dikirimkan para pembelot
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
"Meskipun penduduk Korea Utara telah menjadi budak zaman modern tanpa hak-hak dasar, bukankah mereka memiliki hak untuk mengetahui kebenaran?" katanya.
Pejabat Korea Selatan telah berjanji akan melarang aksi pengiriman selebaran ke Korea Utara
Bahkan otoritas Korea Selatan mengatakan akan menuntut Park dan aktivis lainnya, yang telah mengirim selebaran ke arah Korea Utara selama bertahun-tahun.
Park menuduh pemerintah liberal Korea Selatan bersimpati dengan Korea Utara atau takut terhadap ancaman negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.
Saudara Park, aktivis lain juga sebelumnya dari Korea Utara, minggu lalu membatalkan rencana untuk melepaskan botol diisi dengan beras kering dan masker dari pesisir pulau.
Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan kegiatan Park hanya akan meningkatkan permusuhan dan berpotensi membahayakan warga perbatasan.
Provinsi Gyeonggi, yang membawahi Paju, telah mengeluarkan perintah melarang aktivis anti-Pyongyang memasuki daerah perbatasan tertentu termasuk Paju untuk menerbangkan selebaran ke Korea Utara.
Seakan berbalas pantun, militer Korea Utara membalas dengan kembali memasang pengeras suara di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ).
Militer Korea Utara mengatakan,
sistem pengeras suara itu dibongkar, setelah dua Korea menandatangani kesepakatan damai pada 2018 lalu, untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan.
"Kami juga mempertimbangkan untuk menginstal ulang pengeras suara kami sendiri," demikian pernyataan militer Korea Utara, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/6/2020).
"Tapi Korea Utara belum memulai siaran apapun, dan kami hanya bersiap-siap untuk dapat melawan setiap saat." (AP/Reuters/Channel News Asia)