Harga Remdesivir, Obat yang Digunakan untuk Covid-19 Ditetapkan: Rp44 Juta untuk Pengobatan 5 Hari
Harga untuk remdesivir, yaitu obat potensial yang digunakan untuk sembuhkan pasien Covid-19, kini sudah ditetapkan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Harga untuk remdesivir, yaitu obat potensial yang digunakan untuk sembuhkan pasien Covid-19, kini sudah ditetapkan.
Dilansir CNN.com, Gilead Sciences, selaku perusahaan yang membuat remdesivir, merilis pernyataan resmi pada Senin (29/6/2020) pagi.
Gilead telah menentukan harga diskon yaitu 390 dolar AS (Rp5,5 juta) per botol kecil untuk pemerintah Amerika Serikat.
Harga itu termasuk juga untuk rumah sakit Urusan Veteran dan Departemen Pertahanan dan pemerintahan di negara berkembang.
Namun, harga itu tidak termasuk biaya program asuransi Medicare atau Medicaid.
Baca: Remdesivir Kini Makin Diminati, Jepang, Inggris dan Taiwan Setuju Penggunaannya untuk Pasien Corona
Paket pengobatan 5 hari membutuhkan 6 botol kecil remdesivir.
Artinya, tiap pasien memerlukan 2.340 dolar AS (Rp33 juta), ujar Daniel O'Day, ketua dan CEO Gilead Sciences.
Pemerintah AS akan terus mengelola alokasi remdesivir AS untuk rumah sakit hingga September, ujarnya.
Sementara itu, harga normal untuk perusahaan asuransi swasta di AS yaitu 520 dolar AS (Rp7,3 juta).
Total dibutuhkan dana 3.120 dolar AS (Rp44 juta) per pasien untuk pengobatan 5 hari dengan 6 botol kecil remdesivir.
"Harga pemerintah berlaku untuk lembaga federal Big Four (Urusan Veteran, Layanan Kesehatan Indian, Departemen Pertahanan dan Penjaga Pantai), serta pembeli langsung pemerintah lainnya seperti Biro Penjara Federal, Jadwal Pasokan Federal," kata juru bicara Gilead kepada CNN.
"Medicare dan Medicaid bukanlah pembeli langsung."
"Rumah sakit membeli obat rawat inap dengan harga komersial dan kemudian diganti oleh Pusat Layanan Medicare & Medicaid dengan tarif yang ditentukan."
Baca: Jepang Setujui Obat Remdesivir untuk Ebola untuk Penanganan Covid-19
Remdesivir, yang saat ini diberikan melalui infus, adalah satu-satunya obat yang memiliki izin penggunaan darurat dari Administrasi Makanan dan Obat AS untuk mengobati infeksi virus corona.