India Boikot 59 Aplikasi Ponsel Milik China di Tengah Sengketa Perbatasan, Termasuk TikTok
India memboikot 59 aplikasi yang sebagian besar milik China di tengah sengketa perbatasan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - India memboikot 59 aplikasi yang sebagian besar milik China di tengah sengketa perbatasan.
Kebijakan ini disebut sebagai langkah terkuat New Delhi dalam menargetkan Tiongkok di pasar online.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, pernyataan Kementerian Informasi menyatakan, TikTok merupakan satu di antara aplikasi yang dilarang.
Baca: China Kerahkan Artileri dan Tank Canggih ke Perbatasan, India Siapkan Howitzer
Baca: Tutup di AS, Inggris dan Uni Eropa, Microsoft Tetap Buka Toko Ritelnya di China
Selain itu, UC Browser, WeChat, Bigo Live serta platform e-commerce Club Factory dan Shein, aplikasi yang digunakan pada perangkat seluler dan non-seluler yang terhubung ke internet diboikot India.
"(Aplikasi) terlibat dalam kegiatan (yang) merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum," kata Kementerian Informasi.
"(Larangan ini) merupakan langkah yang ditargetkan untuk memastikan keamanan dan kedaulatan dunia maya India," terang Kementerian Inforasi.
Larangan Dikeluarkan Setelah Ada Aduan
Lebih lanjut, larangan itu diambil setelah beberapa pengaduan yagn diterima oleh Kementerian.
Sebagian aduan diketahui soal pencurian data pengguna dan pelanggaran privasi pengguna.
Mengikuti perintah, Google dan Apple harus menghapus aplikasi ini dari toko Android dan iOS.
HR Venkatesh, dari Boom Factcheck, sebuah situs web pengecekan fakta yang berbasis di New Delhi, buka suara kepada Al Jazeera.
Venkatesh mengatakan, aplikasi yang dilarang, sangat besar di India.
Baca: China Kerahkan Artileri dan Tank Canggih ke Perbatasan, India Siapkan Howitzer
Tak hanya dalam hal jumlah pengguna tetapi juga dampak budaya yang mereka miliki terhadap orang-orang.
"Terutama, dengan popularitas mereka di antara orang-orang yang bukan penduduk India perkotaan dan orang-prang yang mulai menemukan kepribadian mereka, dan mampu mengekspresikan diri mereka," terang Venkatesh.