Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petani di Kitano-cho Fukuoka Jepang Sedih, 4 Tahun Berturut-turut Dihantam Bencana Banjir

Kazuki merasa seperti ada sesuatu di belakang hal tersebutyang membuatnya jadi gagal terus setiap tahun dalam bercocok tanam.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Petani di Kitano-cho Fukuoka Jepang Sedih, 4 Tahun Berturut-turut Dihantam Bencana Banjir
NHK
Katsuaki Kazuki (41) dari Kitano-cho, Kurume-shi perfektur Fukuoka. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama empat tahun berturut-turun tanah pertanian Katsuaki Kazuki (41) di Kitano-cho, Kurume-shi Perfektur Fukuoka dihantam bencana banjir. Padahal sudah dibuatkan pagar yang mengelilingi lahan miliknya.

"Saya merasa bingung ada apa ya ini? Ya Tuhan tolong hentikan semua bencana ini. Sampai empat tahun berturut-turut kebanjiran begini," kata Kazuki kepada NHK, Jumat (10/7/2020) dengan kesedihan mendalam.

Tanah pertanian Kazuki yang ditanami sayur Pakchi hancur semua terendam banjir di Kota Kurume. Padahal tahun lalu telah dipagari keliling dengan tembok tinggi sekitar 30 cm.

Namun banjir kali ini tetap saja merendam seluruh tanamannya hingga hancur semua.

Kazuki merasa seperti ada sesuatu di belakang hal tersebutyang membuatnya jadi gagal terus setiap tahun dalam bercocok tanam.

"Pasti ada sesuatu yang tidak benar ini, ada apa ya?" tanya dia.

Kota Kurume aktif dalam pertanian, terutama sayuran, tetapi hujan deras kali ini menyebabkan kerusakan luas pada ladang dan membanjiri tanah pertanian mereka.

BERITA TERKAIT

Apabila panen berhasil, dari tanah Kazuaki saja diperkirakan bisa menghasilkan uang jutaan yen daun pakchi di 3,5 hektar lahan pertaniannya.

Karena hujan lebat kali ini, 76 rumah pertanian hancur ditutupi tanah berlumpur. Kerusakan diperkirakan setidaknya 10 juta yen.

Tanah pertanian Kazuki telah dirusak oleh air banjir selama empat tahun berturut-turut ini.

Sungai Jinya, anak sungai dari Sungai Chikugo, mengalir melalui daerah ini.

Ketika permukaan air Sungai Chikugo naik karena hujan deras, pintu air ditutup untuk mencegah aliran balik ke anak-anak sungai, akibatnya air anak sungai meluap, menyebabkan kerusakan pada daerah sekitarnya.

Tanah pertanian Katsuki telah terendam tahun lalu dan kemudian membuat dinding balok untuk mencegah air masuk. Tetapi kali ini tetap saja air masuk dan merendam tanah pertaniannya.

"Saya rasa mungkin perlu melakukan perbaikan radikal di masa depan," kata dia.

Selain itu, lahan berlumpur perlu dikeringkan dan didesinfeksi, yang membutuhkan setidaknya tiga bulan sebelum dapat dipanen kembali.

Tanah pertanian Katsuki-san memiliki sembilan karyawan dan kini mereka berada di bawah tekanan untuk menghadapi manajemen yang ketat.

Kali ini, permintaan sayuran telah menurun karena penyebaran virus corona baru, namun mulai bangkit kembali. Tetapi kerusakan tanah pertanian yang rusak tersebut akan berdampak pada pemasaran Pakchi lebih lanjut.

"Kami ingin meminta pemerintah untuk mendukung penanaman berikutnya sehingga petani dapat memfokuskan kembali kerja mereka dari kerusakan pukulan ganda virus corona baru dan hujan lebat dapat kita atasi bersama nantinya," harapnya.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas