Hagia Sophia Resmi Jadi Masjid, Mulai 27 Juli Bisa Digunakan Shalat dan Ikon Kristen Dilestarikan
Akhirnya keinginan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk mengonversi Hagia Sophia menjadi masjid dikabulkan pengdilan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Jubir Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan bahwa Hagia Sophia akan selalu menjadi warisan dunia.
"Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak akan menghentikan turis lokal atau asing mengunjungi situs ini," kata Kalin.
"Jadi kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan," tambahnya.
Kalin mengatakan Turki akan melestarikan ikon Kristen di dalam gedung.
Abaikan Kecaman Internasional
Sayangnya hingga keputusan akhir ini, Presiden Erdogan masih mendapat kecaman dari pihak internasional.
"Ini adalah pilihan yang juga menyinggung semua orang yang mengakui monumen sebagai properti budaya dunia," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.
"Ini mempengaruhi tidak hanya hubungan Turki dengan Yunani, tetapi juga hubungannya dengan Uni Eropa, Unesco dan komunitas global secara keseluruhan," tambahnya.
Yunani menilai keputusan Turki sebagai provokasi terbuka terhadap dunia.
Baca: 227 WNI Pulang dari Turki Lewat Repatriasi Mandiri, 224 Diantaranya Santri
Baca: Dubes RI untuk Turki Ungkap Khotbah Salat Jumat di Turki Hanya Boleh 5 Menit
Dalam pernyataannya, Menteri Kebudayaan Lina Mendoni mengatakan putusan pengadilan menegaskan tidak adanya keadilan independen di Turki.
Dikutip dari Al Jazeera, Gereja Ortodoks Rusia kecewa atas keputusan Turki mencabut status museum Hagia Sophia.
Pihaknya menilai Turki mengabaikan keinginan jutaan umat Kristen.
Sepakat dengan Rusia dan Yunani, UNESCO menyesalkan dan meminta ada dialog untuk mengupas status situs warisan dunia ini.
"Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata Morgan Ortagus, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)