Wanita Ini Mengidap Kanker Kulit Ganas, Berawal dari Hidung Tersumbat hingga Hidungnya Harus Diambil
Wanita ini mengidap kanker kulit ganas, berawal dari hidung tersumbat hingga akhirnya hidungnya harus diambil.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita bernama Julia Davey harus memiliki penyakit ganas di tubuhnya.
Wanita asal Weymouth, Dorset, Inggris, itu mengidap kanker kulit yang agresif.
Dilansir Metro, penyakitnya bermula dari gangguan pada hidungnya, pada April 2019.
Lubang hidung bagian kiri tersumbat selama sekitar dua minggu.
Lantas, Julia memeriksakannya ke dokter.
Mulanya, Julia diperkirakan memiliki polip hidung.
Ia pun dirujuk ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Dorset County Hospital, Dorchester.
Baca: Viral Demi Rawat Istri yang Kanker Otak 4 Tahun, Suami Rela Resign Kerja dan Urus 3 Anak Mereka
Baca: Bagaimana Pengobatan Kanker Kepala dan Leher di Masa Pandemi?
"Rasanya seperti ada momok besar di sana (hidung) yang tidak mau bergeser. Aku pikir itu agak aneh, tetapi aku tidak khawatir," kata Julia.
Pada bulan berikutnya, ibu tiga anak tersebut menjalani endoskopi hidung, di mana tabung tipis dan fleksibel dengan kamera kecil dimasukkan ke dalam hidung.
Prosedur itu dilakukan untuk memastikan adanya penyumbatan.
Tiga minggu kemudian, pada 1 Juni 2019, Julia menjalani operasi selama dua jam untuk menghilangkan pertumbuhan polip.
Namun, seminggu kemudian, dia menerima telepon yang memintanya datang ke rumah sakit untuk mendiskusikan hasil biopsi yang telah dilakukan.
"Aku cukup naif, sehingga ketika mereka bertanya kepadaku, aku pikir itu hanya protokol."
"Aku sangat yakin itu bukan apa-apa. Aku bahkan tidak mengajak Nick," ujar Julia, menyebut nama sang calon suami.
Setelah bertemu kembali dengan dokter, Julia diberi tahu bahwa terdapat sel kanker pada septum hidung.
Itu berarti, yang tumbuh dalam hidungnya adalah tumor, bukan polip.
"Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya mendengar kata-kata kanker, sama sekali tidak percaya," katanya.
Bulan berikutnya, Juli 2019, ia kembali ke rumah sakit untuk mengangkat septumnya.
Wanita 40 tahun itu berupaya memberantas sel kanker yang tersisa.
"Kedengarannya seperti prosedur besar, tetapi kau bisa hidup tanpa septum."
"Itu tidak terlihat dan dimaksudkan untuk menghilangkan kanker. Hanya itu yang aku pedulikan, yaitu menghilangkan kankernya," jelas Julia.
Namun nahas, bulan berikutnya, Julia kembali merasakan sensasi yang sama di lubang hidung bagian kiri.
Ia pun menjalani endoskopi hidung lagi pada September 2019.
Hasilnya, ditemukan tumor lain.
Baca: Viral Cuitan Soal Kondisi Pasien Kanker Membaik karena Hati yang Gembira, Begini Tanggapan Dokter
Julia diberitahu, sel kanker yang dimilikinya adalah hasil dari karsinoma sel skuamosa.
Menurut petugas medis, itu adalah bentuk kanker kulit yang paling umum kedua, dengan sekitar 29.000 diagnosis baru di Inggris dalam setahun.
Karena sifat kanker yang agresif, tindakan drastis perlu diambil.
"Mereka (petugas medis) pada dasarnya memberi tahu diriku fakta bahwa tumor telah tumbuh begitu cepat setelah pertumbuhan pertama diambil, yang menunjukkan bahwa kanker itu sangat agresif," terangnya.
"Mereka berkata kepadaku, ada kemungkinan nyata hidungku harus diambil. Hidungku sangat menonjol, dan itu menghancurkan," imbuh Julia.
Dalam upaya menyelamatkan hidung Julia, mereka akan melihat bagaimana tubuh Julia merespons kemoterapi.
Julia pun menjalani kemoterapi selama enam minggu, pada September 2019.
Sayangnya, selama kemoterapi, ukuran hidung Julia menjadi tiga kali lipat lebih besar.
Tumornya tidak menyusut, tetapi justru semakin tumbuh.
Tanpa ada pilihan lain, Julia menjalani operasi rektektomi pada 18 November 2019.
Dalam operasi 14 jam di Southampton Hospital, ahli bedah mengangkat seluruh hidung Julia hingga langit-langitnya.
Baca: Feby Febiola Idap Kanker Ovarium, Franky Sihombing Setia Temani Kemoterapi hingga Ikut Botaki Rambut
Selama 24 jam, Julia tetap berada di ruang ICU.
Ia mengaku lega karena tidak lagi kesakitan.
Selama di rumah sakit, Julia belajar cara merawat rongga hidungnya.
Setelah dua minggu, ia akhirnya diizinkan pulang.
"Ada lubang di mana hidungku berada. Tidak ada cara lain untuk menggambarkannya."
"Hanya beberapa orang yang melihatnya, termasuk Nick, tetapi aku belum menunjukkannya kepada anak-anak. Aku tidak ingin mereka mengalami mimpi buruk," tutur Julia.
Pada akhir Desember 2019, dokter berhasil menghilangkan semua jejak kanker di rongga hidung Julia.
Ia kemudian menjalani 30 sesi radioterapi yang melelahkan, lebih dari enam minggu, dimulai pada Januari 2020.
Namun tragisnya, pemindaian MRI pada akhir April 2020 untuk memantau bagaimana efek radio terapi mengungkapkan, tumor lain telah tumbuh di rahang atas kiri.
Juni 2020, ia kembali dioperasi untuk menghilangkan pertumbuhan tumor dan bagian rahangnya, sebelum pemindaian lanjutan menemukan tumor lain.
"Seperti setiap operasi sebelumnya, aku senang telah melepaskan jaringan yang buruk dan bergerak maju," katanya.
Meskipun begitu, Julia menambahkan, jika dokter kembali melakukan operasi pada dirinya, akan lebih banyak kerusakan daripada penyembuhan.
"Tumornya terlalu dekat dengan saraf dan bagian otakku yang penting," ujarnya.
Kini, Julia memulai imunoterapi, suatu bentuk perawatan yang mendorong sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel-sel kanker.
Hingga sekarang, Julia belum diberi prognosis dan harus menunggu baaimana tubuhnya merespons imunoterapi.
Saat ini, dia merasa cukup baik dan memutuskan untuk melanjutkan rencana pernikahannya dengan bantuan saudara perempuannya, yang telah membuka donasi untuknya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)