Jerman dan Prancis Ingin Kurangi Ketergantungan Peralatan Tempur dari Amerika
Dua negara besar di Eropa Barat bermaksud mengurangi ketergantungan peralatan mliter dari AS, guna lebih mandiri dan melindungi data produk tempur.
Editor: Setya Krisna Sumarga
AS telah secara vokal menentang kerja sama yang lebih erat antara Rusia dan Jerman dalam hal energi, termasuk pembangunan pipa Nord Stream 2 di sepanjang Laut Baltik.
Jalur pipa ini bisa meningkatkan pengiriman gas alam cair (LNG) ke Eropa. AS terus berusaha menghentikan proyek ini lewat cara menekan investor dan semua perusahaan Eropa yang terlibat.
"Ini adalah peringatan yang jelas bagi perusahaan yang membantu dan bersekongkol dengan proyek jahat Rusia, tidak akan ditoleransi. Keluar sekarang atau risiko konsekuensinya," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo awal Juli.
Berlin pun berulang-ulang tidak berniat mengubah pendiriannya pada proyek pipa Nord Stream 2 yang dikembangkan Rusia.
"Kami telah memperhitungkan pernyataan Menlu AS. Posisi pemerintah Jerman di Nord Stream 2 telah diungkapkan berkali-kali dan tetap tidak berubah," kata seorang perwakilan pemerintah kepada TASS, Kamis (30/7/2020).
Kemenlu AS hampir bersamaan mengumumkan mereka telah memperbarui peraturan publik artikel 232 Pakta Melawan Musuh Amerika Lewat Sanksi Act (CAATSA).
Peraturan itu awalnya dirancang untuk menghukum Moskow karena dugaan "perilaku memfitnah," termasuk investasi atau kegiatan lain yang terkait dengan Nord Stream 2 dan string kedua dari pipa gas alam TurkStream.
Sanksi juga memungkinkan dikenakan pada kapal-kapal pipa dan layanan rekayasa terkait penyedia yang berpartisipasi dalam proyek energi.
Asosiasi Bisnis Timur Jerman mengatakan, Uni Eropa tidak punya pilihan selain menanggapi "percobaan pemerasan" ini.
Ketua asosiasi Oliver Hermes mencatat, kemungkinan sanksi membuat miliaran investasi Eropa dalam risiko dan dapat mengakibatkan kenaikan biaya energi bagi konsumen Eropa.
Dia menambahkan bahwa UE membutuhkan mekanisme yang efektif untuk melindungi perusahaan lokal.(Tribunnews/RussiaToday.com/xna)