Ternyata Taman Meiji Jingu di Tokyo Jepang adalah Hutan Buatan Manusia yang Sukses
Komiyama mengatakan bahwa dia merasakan emosi semacam ini ketika menghadiri festival musim gugur Meiji Jingu setahun sekali.
Editor: Johnson Simanjuntak
Uehara, dia mati-matian mencangkok pohon besar dan berjalan berkeliling untuk menemukan pohon itu bisa digunakan dan menyumbangkan untuk taman tersebut.
Ada berbagai benih di tanah yang melekat pada pohon yang disumbangkan. Tidak hanya biji tetapi juga serangga dan bakteri. Mereka dikumpulkan dari seluruh penjuru negeri. Sumbangan itu merupakan penghormatan bagi Kaisar Meiji. Meskipun itu ekspresi, itu menciptakan ekosistem yang beragam dari Kuil Meiji saat ini.
Ada pohon-pohon yang ditanam tanpa henti dari berbagai daerah di seluruh negeri di berbagai tempat di dalam kawasan taman Meiji Jingu.
Di tengah taman Meiji Jingu juga ada taman cantik dengan pondok minum teh di mana dulu sang Kaisar memadu cintanya dengan permaisuri di sana.
Kini jadi pondok teh yang bisa dinikmati bersama para anggota masyarakat yang masuk ke sana dengan bebas.
Sejarah jepang memang menunjukkan persatuan dan kesatuan, solidaritas bangsa Jepang sangat solid sekali di tahun 1920-an sehingga tercipta taman yang kini mirip hutan luas itu di tengah kota Tokyo.
Apabila ada waktu November mendatang perayaan 100 tahun Meiji Jungu tampaknya akan merah kali ini apabila Covid-19 bisa meredam lebih lanjut.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com