Kesaksian Masyarakat Lebanon Tentang Ledakan di Beirut, Ada yang Tak Percaya Masih Bisa Hidup
Nasser Yassin, seorang associate professor di American University of Beirut, berada di luar Beirut pada saat ledakan tetapi merasa seolah-olah "dekat"
Editor: Archieva Prisyta
TRIBUNNEWS.COM - Membingungkan, menghancurkan, mendatangkan malapetaka: ini adalah beberapa kata yang digunakan orang di dan sekitar Beirut untuk menggambarkan ledakan besar yang melanda ibukota Lebanon.
Ledakan yang terjadi pada hari Selasa, (4/8/2020) ini menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.
Guncangan dahsyat juga menyebabkan kerusakan luas dan menyebarkan kepanikan.
Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan untuk menentukan apa yang menyebabkannya.
Beberapa penyintas menceritakan kejadian saat ledakan terjadi.
Seorang warga Beirut, Nada Hamza mengatakan dirinya tidak percaya masih dapat hidup.
"Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Libanon, yang sejajar dengan pelabuhan," kata Nada Hamza.
"Saya keluar dari mobil saya, saya lari ke pintu masuk salah satu bangunan, kemudian saya menyadari bahwa bangunan itu hancur. Kemudian, saya mencoba menelepon orang tua saya, tetapi saya tidak dapat menjangkau siapa pun," tambahnya.
"Aku tidak percaya aku masih hidup,” ungkapnya seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu (5/8/2020).
Nasser Yassin, seorang associate professor di American University of Beirut, berada di luar Beirut pada saat ledakan tetapi merasa seolah-olah "dekat".