Dongfeng vs Minuteman, Duel Kehebatan Rudal Antarbenua China dan AS
Rudal balistik Dongfeng dirancang mencapai sasaran ribuan mil, sekurangnya mampu mencapai wilayah terdekat AS di Guam.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Rudal Minuteman III melesat sekitar 4.200 mil dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di pantai California, menuju ke Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall.
“Minuteman III berusia 50 tahun, dan uji peluncuran yang berkelanjutan penting untuk memastikan keandalannya hingga 2030-an ketika Ground Base Strategic Deterrent sepenuhnya tersedia,” kata Komandan Skuadron Uji Penerbangan ke-576 Kolonel Omar Colbert.
“Yang terpenting, pesannya meyakinkan sekutu kami dan mencegah terjadinya serangan potensial,” lanjutnya.
Uji tembak Minuteman III ini juga melibatkan pesawat komando udara dan pusat telekomunikasi E-6 Mercury.
Tes ini sekaligus menguji kemampuan pusat komando udara itu mengambil alih kontrol rudal balistik antarbenua AS jika perintah darat terganggu selama rudal meluncur.
AS Ingin Bawa China Masuk Traktat Kontrol Senjata
Hanya dalam enam bulan ke depan, yaitu 5 Februari 2021, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) antara AS dan Rusia akan berakhir.
Opsi yang tersedia, segera memperpanjang atau menggantinya. AS memiliki sekitar 5.800 senjata nuklir, tetapi New START membatasi AS hanya untuk 1.550 yang dikerahkan pada satu waktu.
Militer Rusia menyimpan sedikit lebih besar, 6.800 rudal, tetapi mereka tunduk pada batasan yang sama sesuai perjanjian.
Cina, sementara itu, hanya memiliki 300 hulu ledak nuklir. Meskipun demikian, AS bersikeras agar China terlibat dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Pada 5 Juli, Fu Cong, kepala departemen pengawasan senjata Kementerian Luar Negeri China, mengatakan Beijing akan "dengan senang hati" bergabung dengan AS dan Rusia dalam pembicaraan semacam itu.
Syaratnya, mengurangi persenjataannya sendiri menjadi sebesar China, yang menurut Beijing kekuatan mereka tidak memiliki tujuan agresif, kecuali kekuatan pencegah.
Departemen Luar Negeri AS tampaknya menerima prospek pembicaraan, tetapi tidak untuk pengurangan senjata.
Baca: Militer China Pamer Pesawat Tempur Siluman yang Sangat Canggih, Siap Diproduksi Massal
Mereka menyarankan China memulai pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia mereka terlebih dahulu.