Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Perusahaan Mozambik Soal Amonium Nitrat yang Meledak di Beirut: Kami Memesannya tapi . . .

FEM mengatakan amonium nitrat yang dibeli rencananya akan digunakan untuk kegiatan pertambangan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengakuan Perusahaan Mozambik Soal Amonium Nitrat yang Meledak di Beirut: Kami Memesannya tapi . . .
AFP/STR
Sejumlah mobil hancur berantakan di dekat lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR 

FEM telah bekerja sama dengan perusahaan perdagangan luar untuk memfasilitasi mengiriman amonium nitrat itu dari Georgia ke Mozambik

Tapi beberapa bulan setelah amonium nitrat meninggalkan Georgia, juru bicara mengatakan, perusahaan perdagangan mengatakan FEM itu pesanan itu tidak akan pernah tiba.

Baca: Hizbullah Menjawab Tudingan Keterlibatan dalam Ledakan Beirut

"Kami baru saja diberitahu oleh perusahaan perdagangan: ada masalah dengan kapal, pesanan Anda tidak akan disampaikan, " kata juru bicara itu.  

"Jadi, kami tidak pernah membayarnya, karena kami tidak pernah menerimanya."

FEM kemudian membeli pesanan amonium nitrat lagi untuk menggantikan barang yang hilang dan yang sudah dikirim.

Juru bicara mengatakan mereka berencana membayar dengan "jumlah dana yang signifikan" untuk bahan kimia tersebut pada pesanan pertama. Tetapi pembayaran itu tidak pernah dilakukan.

"Sementara perusahaan menyadari, kapal itu telah ditahan di Beirut dan kemudian disita oleh pejabat Lebanon," ujar juru bicara.

Baca: Aksi Protes Pasca Ledakan Beirut, 10000 Massa Serbu Gedung Kementerian, Lebih dari 117 Orang Terluka

Berita Rekomendasi

"Itu sama sekali di luar kendali."

Juru bicara mengatakan kolega di perusahaan itu sangat  "terkejut " mengetahui berapa lama bahan kimia itu telah disimpan di pelabuhan karena  "bahan itu bukan bahan yang ingin dsimpan tanpa harus menggunakannya."

Dia menambahkan,  "ini adalah bahan yang sangat berbahaya dan Anda perlu untuk mengangkut dengan standar keamanan transportasi yang sangat ketat ."

Sumber menambahkan,  "itu adalah bahan berbahaya, itu adalah oksidator yang sangat kuat dan digunakan untuk memproduksi bahan peledak. Tapi itu tidak seperti mesiu yang hanya menyalakannya dengan korek api dan akan segera meledak seperti kembang api. Ini jauh lebih stabil.  "

Kuantitas-2750 metrik ton, menurut pengacara yang mewakili kru kapal--juga kecil dibandingkan dengan pengiriman komersial lainnya amonium nitrat, menurut juru bicara FEM.

"Itu kuantitasnya jauh lebih sedikit daripada  yang kami gunakan dalam sebulan konsumsi, " kata sumber. 

Dia menambahkan,  "ada beberapa negara di dunia dengan konsumsi tahunan lebih dari 1.000.000 ton. Ini hanya 2700 (ton)."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas