Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Perusahaan Mozambik Soal Amonium Nitrat yang Meledak di Beirut: Kami Memesannya tapi . . .

FEM mengatakan amonium nitrat yang dibeli rencananya akan digunakan untuk kegiatan pertambangan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pengakuan Perusahaan Mozambik Soal Amonium Nitrat yang Meledak di Beirut: Kami Memesannya tapi . . .
AFP/STR
Sejumlah mobil hancur berantakan di dekat lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), sebuah perusahaan manufaktur bahan peledak Mozambik, mengaku sebagai pembeli atau pemesan amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).

Dalam wawancara dengan CNN, FEM mengatakan amonium nitrat yang dibeli rencananya akan digunakan untuk kegiatan pertambangan.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ya, kami memesannya," juru bicara FEM kepada CNN saat memberikam keterangan terkait ledakan di Beirut, Sabtu (8/8/2020).

Ledakan pertama terjadi.
Ledakan pertama terjadi. (Lina Alameh/CNN)

"Amonium nitrat dimaksudkan untuk pembuatan bahan peledak untuk perusahaan tambang di Mozambik," kata Juru Bicara FEM.

Namun Amonium nitrat yang dipesan itu tidak pernah sampai ke Mozambik, kata juru bicara tersebut.

Sebaliknya kata dia, amonium nitrat disimpan dalam gudang di pelabuhan Beirut selama lebih dari enam tahun sebelum meledak awal pekan ini. 

Berita Rekomendasi

Ledakan itu telah mengakibatkan ibu kota Lebanon luluhlantak dan  setidaknya 158 orang tewas.

"Biasanya, ketika Anda melakukan pemesanan untuk apa pun yang Anda beli, itu tidak lazim, Anda tidak mendapatkan barangnya. Apalagi ini diangkut kapal, itu tidak seperti surat, satu hal yang hilang dalam pos, itu kuantitasnya besar."

Juru bicara FEM  ini telah bekerja di perusahaan sejak 2008 dan mengatakan tidak ada yang sama kehilangan pengiriman amonium nitrat sejak saat itu.

Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR
Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR (AFP/STR)

CNN setuju untuk tidak mempublikasikan nama juru bicara karena keprihatinan privasi karyawan di tengah berita internasional yang sensitif.

Pengiriman amonium nitrat pada September 2013,  dimulai di Georgia, tempat bahan kimia ini diproduksi.

Kemudian diangkut di kapal Rusia, Rhosus, yang berlabuh di Beirut, tempat bahan kimia itu telah disimpan di gudang selama lebih dari enam tahun.

"Pengiriman tidak pernah dilakukan ke Mozambik," kata sumber itu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas