Inggris Resmi Resesi, Pertama Kalinya Sejak 11 Tahun Lalu
Ekonomi Inggris merosot tajam sekaligus yang terbesar sepanjang sejarah, sejak lockdown karena pandemi Covid-19 dilakukan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Toko pakaian, toko buku, dan penyedia barang non-esensial lainnya mulai diizinkan beroperasi pada 15 Juni.
Sementara itu pekerjaan konstruksi mengalami kenaikan setelah penurunan besar dalam dua bulan sebelumnya.
Meskipun demikian, Kanselir Inggris Rishi Sunak mengatakan kemerosotan ekonomi akan menyebabkan lebih banyak pengangguran dalam beberapa bulan mendatang.
Menurut catatan, jumlah pekerja di Inggris berkurang 22.000 antara April dan Juni.
Baca: Waspada Ancaman Resesi, Megawati Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan
Baca: Stafsus Presiden: Potensi Ekonomi dalam Negeri Harus Dijaga agar Terhindar dari Resesi
Penurunan jumlah pekerja ini menjadi penurunan kuartalan terbesar sejak Mei hingga Juli 2009, bagian terdalam dari krisis keuangan.
"Ratusan ribu orang telah kehilangan pekerjaan mereka, dan sayangnya dalam beberapa bulan mendatang akan lebih banyak lagi," kata Rishi.
Menurut Rishi, perekonomian Inggris terpuruk lantaran sangat bergantung dengan daya belanja konsumen.
Sempat duduk di urutan tinggi kasus Covid-19 di dunia, kini Inggris berada di posisi ke 12 di bawah Iran dan Spanyol.
Worldometers pada Rabu (12/8/2020) mencatat 312.789 kasus infeksi corona.
Adapun jumlah kematian mencapai 46.628.
Angka kesembuhan tidak diketahui atau tidak tercatat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)