Alexei Navalny Tiba di Berlin untuk Perawatan Medis, Kondisi Kesehatannya Mengkhawatirkan
Aktivis yang mengatur evakuasi medis untuk Alexei Navalny menyebut kondisi pemimpin oposisi Rusia itu “sangat mengkhawatirkan”.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Aktivis yang mengatur evakuasi medis untuk Alexei Navalny menyebut kondisi pemimpin oposisi Rusia itu “sangat mengkhawatirkan”.
Ketika tiba di Berlin, pihak rumah sakit segera memulai tes diagnostik untuk memastikan kondisi Alexei Navalny, Sabtu (22/8/2020).
Mengutip Al Jazeera, LSM Jerman Cinema for Peace menyewa ambulans udara untuk menerbangkan Alexei Navalny dari kota Omsk, Siberia ke Berlin.
Pesawat itu mendarat pukul 08.47 waktu setempat di sayap militer bandara Tegel Berlin.
“Kondisi kesehatannya sangat mengkhawatirkan,” kata pendiri Cinema for Peace Jaka Bizilj kepada wartawan di luar rumah sakit.
Baca: Turki Temukan Gas Alam Terbesar dalam Sejarah, Hindari Ketergantungan Impor dari Rusia dan Iran
Baca: Update Alexei Navalny: Dokter Klaim Tak Temukan Jejak Racun di Tubuh Pemimpin Oposisi Rusia Itu
“Kami mendapat pesan yang sangat jelas dari para dokter, bawa jika tak ada pendaratan darurat di Omsk, Alexei Navalny akan meninggal," tambahnya.
Diyakini Racun dari yang Diminum
Lebih jauh, para pendukung Alexei Navalny percaya bahwa teh yang diminumnya mengandung racun.
Mereka mengklaim Kremlin berada di balik penyakitnya dan keterlambatan dalam evakuasi ke rumah sakit top Jerman.
"Setelah menyelesaikan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan keluarga, para dokter akan mengomentari penyakit tersebut dan langkah-langkah perawatan lebih lanjut,” umgkap rumah sakit Charite, di ibu kota Berlin, dalam sebuah pernyataan.
“Pemeriksaan akan memakan waktu lama," tambahnya.
Baca: Kondisi Terkini Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny setelah Diracun Saat Kembali ke Moskow
Baca: Kritikus Presiden Putin Keracunan Hingga Kritis, Oposisi Menduga Perbuatan Pemerintah Rusia
Bantahan Kremlin atas Tuduhan Politisasi
Lebih jauh, Kremlin membantah tuduhan penolakan evakuasi medis Alexei Navalny itu bersifat politisasi.
Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan itu murni keputusan medis.
Untuk diketahui, oposisi Rusia yang paling menonjol, Navalny kerap berkampanye untuk menantang Putin dalam pemilihan presiden 2018 tetapi dirinya justru dilarang mencalonkan diri.
Sejak itu, Navalny mempromosikan kandidat oposisi dalam pemilihan daerah, menantang anggota partai yang berkuasa, Rusia Bersatu.
Baca: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diduga Diracun, Sosoknya Dikenal sebagai Kritikus Putin
Baca: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Ditahan Lagi
Dikenal dengan Kampanye Antikorupsi Navalny
Untuk diketahui, Navalny, yang dikenal karena kampanye antikorupsinya terhadap pejabat tinggi dan kritik terang-terangan terhadap Presiden Vladimir Putin.
Di masa lalu, Navalny pernah mengalami serangan fisik.
Tahun lalu, Navalny dilarikan ke rumah sakit dari penjara di mana dia menjalani hukuman menyusul penangkapan administratif, dengan apa yang dikatakan timnya sebagai 'dugaan keracunan'.
Dokter mengatakan dia mengalami serangan alergi yang parah dan memulangkannya kembali ke penjara keesokan harinya.
Dia juga mengalami luka bakar kimiawi di matanya pada tahun 2017 ketika penyerang melemparkan antiseptik hijau ke wajahnya di luar kantor.
Navalny telah menjadi sasaran berbagai penyelidikan kriminal, sementara Yayasan Anti-Korupsi miliknya secara teratur digerebek oleh polisi dan penyidik.
Bulan lalu, politisi itu harus menutup yayasan setelah tuntutan hukum yang menghancurkan secara finansial dari Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin.
Selain itu Navalny dikenal anggota oposisi Rusia yang paling menonjol.
Navalny sempat berkampanye untuk menantang Putin dalam pemilihan presiden 2018, tetapi dilarang mencalonkan diri.
Vyacheslav Gimadi, pengacara yayasan Navalny, mengatakan tim tersebut meminta Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan kriminal.
"Tidak ada keraguan bahwa Navalny diracun karena sikap dan aktivitas politiknya," kata Gimadi dalam tweet pada Kamis.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.