Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Tekanan Politik, FDA Akhirnya Setujui Pengobatan Covid-19 dengan Plasma meski Masih Diragukan

FDA menyetujui penggunaan darurat plasma darah untuk penyembuhan Covid-19. Langkah ini dinilai diambil FDA setelah adanya tekanan politik

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Ada Tekanan Politik, FDA Akhirnya Setujui Pengobatan Covid-19 dengan Plasma meski Masih Diragukan
CBS New York
Ilustrasi pengobatan virus corona dengan plasma darah 

Dilansir Live Sciene, para ahli mengatakan pendekatan tersebut merupakan cara logis dan menjanjikan bagi pasien Covid-19 yang parah.

Tapi, menurut para ahli, dokter harus ekstra waspada untuk kemungkinan efek sampingnya.

Gambar mikroskop elektron pemindaian yang menunjukkan virus corona (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda, dan ungu).
Gambar mikroskop elektron pemindaian yang menunjukkan virus corona (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda, dan ungu). (NIAID - RML via Live Science)

Antibodi merupakan protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan 'penjajah', seperti virus, bakteri atau zat asing lainnya.

Baca: Seorang Perawat di Rumah Sakit Kota Sagamihara Jepang Positif Terinfeksi Virus Corona

Baca: China Bantah Tidak Transparan Umumkan Jumlah Korban Virus Corona

Meski begitu, dibutuhkan waktu bagi tubuh untuk meningkatkan produksi antibodi yang bisa menjadi obat baru.

Apabila virus atau bakteri mencoba menyerang lagi di masa mendatang, tubuh akan mengingat dan secara cepat menghasilkan pasukan antibodi.

Penyintas Covid-19 masih memiliki antibodi terhadap virus corona dalam darah mereka.

Menyuntikkan antibodi dari darah mereka pada orang yang sakit, secara teoritis bisa membantu pasien melawan infeksi lebih baik.

Berita Rekomendasi

Dengan kata lain pengobatan ini akan mentransfer kekebalan tubuh penyintas pada pasien sakit.

Benjamin Cowling, profesor epidemionologi di Universitas Hong Kong, mengatakan pendekatan serupa juga pernah dilakukan saat pandemi flu.

"Saya senang mengetahui bahwa plasma dari pasien yang telah sembuh sedang diuji," ujar Carol Shoshkes Reiss, profesor biologi dan ilmu saraf di Universitas New York.

Namun, Reiss menyebutkan, para ahli dan dokter perlu mengendalikan kemungkinan efek dari pengobatan tersebut.

Meski begitu, tak semua orang yakin, menggunakan plasma darah penyintas pada pasien terjangkit Covid-19 merupakan hal masuk akal.

Selain penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air selama 20 detik setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk dan bersin juga bisa menjadi langkah preventif dalam pencegahan virus corona.
Selain penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air selama 20 detik setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk dan bersin juga bisa menjadi langkah preventif dalam pencegahan virus corona. (Istimewa)

"Saya pikir perawatan teoretis ini adalah ide bagus."

Baca: Berjuang Melawan Maut, Pasien Korban Virus Corona Akhirnya Meninggal di Taiwan

Baca: Pengakuan Mengejutkan Pasien yang Sembuh dari Virus Corona

"Tapi lebih baik kita melakukan prosedur normal untuk memastikan bahwa perawatannya aman dan efektif, sebelum diuji coba pada orang," tutur Dokter Eric Cioe-Pena, direktur kesehatan global di Northwell Health, New York.

"Saya pikir kita harus melakukan proses ilmiah untuk melanjutkan dan mencoba mempelajari perawatan ini sebelum memberlakkannya."

"Terutama pada virus yang tingkat kematiannya rendah," imbuh dia.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas