Meghan Banjir Kritikan hingga Diminta Tanggalkan Gelar Bangsawan Gegara Ikut Bersuara di Pemilu AS
Partisipasi Meghan Markle dalam Pemilu AS 2020 menghebohkan jagad media sosial.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Partisipasi Meghan Markle dalam Pemilu AS 2020 menghebohkan jagad media sosial.
Mengutip dari Forbes, Meghan memberi suara untuk organisasi non-partisan Michelle Obama, When All Vote secara virtual pada Sabtu lalu.
Ini menyebabkan warganet bertanya-tanya terkait gelar kebangsawanan Meghan Markle.
Bahkan, beberapa pihak menyerukan agar kerajaan melucuti gelar Kerajaan Inggris-nya.
Pasalnya, Meghan dinilai telah melanggar aturan kerajaan untuk tidak berpartisipasi pada urusan politik.
Baca: POPULER Internasional: Meghan Markle Voting di Pemilu AS | Reaksi WHO atas Klaim Vaksin Corona Rusia
Baca: Pangeran Harry Dikabarkan Pernah Jauhi Sahabat Kecilnya karena Perkataannya tentang Meghan Markle
Partisipasi Meghan patut diperhatikan karena anggota keluarga Kerajaan Inggris memang tidak diizinkan membahas politik.
Meskipun sebenarnya, Meghan dan Harry kemungkinan tidak terikat dengan aturan itu karena sudah mundur dari anggota senior kerajaan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Duke dan Duchess of Sussex resmi hengkang dari kerajaan sejak akhir Maret silam.
Sejak saat itu, keduanya sudah tidak merepresentasikan Ratu Elizabeth II lagi.
Menyoal partisipasi Meghan pada Pemilu AS, beberapa pihak memberikan dukungan kepadanya.
Seperti pengamat kerjaaan, Kate Williams yang mengatakan bahwa banyak bangsawan lain yang membahas politik tanpa dijadikan skandal seperti ini.
Selain itu penyiar podcast, Natasha Devon menilai Meghan tidak pantas mendapatkan banjir kritikan seperti ini.
Di sisi lain, banyak juga yang mengkritik tindakan istri Pangeran Harry ini.
Di antaranya adalah pembawa acara Inggris, Piers Morgan dan Anggota Majelis Konservatif, yang menilai gelar Pangeran Harry dan istrinya harus dicabut.
Gelar yang dimaksud adalah Duke of Sussex dan Duchess of Sussex.
"Ratu harus menanggalkan gelar Sussex," cuit Piers Morgan.
"Mereka tidak bisa tetap sebagai bangsawan & berbicara tentang pemilihan asing dengan cara partisan yang berani," tambahnya.
Meskipun Meghan tidak terus terang terkait capres yang dia pilih, tapi dia menyuarakan agar semua orang memilih.
"Itu semua lebih banyak alasan kami membutuhkan kalian masing-masing untuk berada di luar sana mendukung satu sama lain, untuk memahami bahwa pertarungan ini layak untuk diperjuangkan, dan kita semua harus berada di luar sana untuk memobilisasi suara terdengar," ujar Meghan.
When We All Vote Obama bekerja sama menyelenggarakan acara selama seminggu dengan The United State of Women.
The United State of Women merupakan organisasi kesetaraan gender yang lahir dari Dewan Gedung Putih untuk Wanita dan Anak Perempuan pada pemerintahan Obama.
Organisasi ini dibentuk untuk menghormati peringatan seratus tahun Amandemen ke-19.
Dalam pidatonya, Meghan mengatakan bahwa wanita kulit berwarna harus menunggu puluhan tahun untuk bisa berpartisipasi di dalam pemilu.
Menurutnya, sampai saat ini wanita kulit berwarna menjadi komunitas yang terpinggirkan.
Acara pendaftaran pemilih virtual ini bertujuan menjangkau 300.000 pemilih perempuan yang memenuhi syarat.
Meskipun We All Vote adalah non-partisan, komunitas ini memiliki hubungan politik dengan tokoh besar Partai Demokrat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)