Tak Sanggup Bayar Biaya Kremasi di Rumah Sakit, Jasad Pria Ini Akhirnya Dibakar di Pinggir Jalan
Jenazah seorang buruh dikremasi di pinggir jalan lantaran keluarga tidak sanggup membayar biaya kremasi di rumah sakit.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Jenazah seorang buruh dikremasi di pinggir jalan lantaran keluarga tidak sanggup membayar biaya kremasi di rumah sakit.
Peristiwa memprihatinkan ini terjadi di Desa Ena, Gujarat, India.
Dikutip dari India Times, biaya krematorium sudah berubah dan membuat pihak keluarga buruh itu keberatan.
Alhasil mereka harus merelakan anggota keluarganya yang meninggal di usia 45 tahun itu melaksanakan upacara kremasinya di pinggir jalan.
Jenazah buruh itu bernama Mohan Rathod.
Baca: Polisi India Amankan 3 Pelaku yang Terlibat Kasus Rudapaksa dan Pembunuhan Remaja Berusia 16 Tahun
Baca: Krematorium Bebalang Sudah Kremasi 40 Jenazah Pasien Covid-19 Dalam Kurun Waktu 2 Bulan
Dia meninggal pada Selasa, pukul 02.00 pagi karena sakit yang diderita sejak lama.
Sekitar lima jam kemudian, tubuhnya dibawa ke krematorium untuk dikremasi.
Administrasi krematorium meminta biaya senilai Rs 2.500 atau kurang lebih Rp 497.000 kepada pihak keluarga.
Sayangnya keluarga Mohan tidak sanggup membayarnya.
Karena tidak ada pilihan lain, Mohan akhirnya dikremasi di pinggir jalan.
Keluarga meminta bantuan tetangga sekitar untuk mengumpulkan kayu.
"Keluarga Mohan sangat miskin dan mereka tidak mampu membayar uang dalam krisis pasca-lockdown saat ini," kata tetangga keluarga Mohan, Arjun Rathod.
Baca: Fakta di Balik Merah Kota Wuhan dari Satelit, Sering Kremasi Hingga Larangan Buka Kantong Jenazah
Seorang pengusaha, Bharat Rathod mengatakan bahwa sebelumnya kremasi di rumah sakit hanya berkisar Rs 1.200 atau Rp 238.451.
"Biaya kremasi hanya Rs 1.200 sampai beberapa hari yang lalu."
"Sekarang telah naik berlipat ganda tanpa memberitahu warga desa," jelasnya.
Setelah keluarga memutuskan tidak jadi kremasi di rumah sakit, mereka langsung mengabarkannya ke desa.
Para tetangga menyumbang kayu dan dikremasi di pinggir jalan sore harinya.
"Keluarga dan teman-teman kemudian menginformasikan kepada desa dan setiap rumah menyumbangkan kayu, jenazah dikremasi di pinggir jalan pada sore hari setelah penduduk desa tidak dapat menemukan solusi," kata Bharat Rathod.
Mohan meninggalkan ibunya yang berusia 60 tahun, Manu, serta kedua putranya Jayesh dan Dev yang masing-masing berusia 17 dan 12 tahun.
Atul Patel, salah satu pengelola krematorium, mengatakan bahwa manajemen memutuskan untuk menaikkan biaya kremasi.
Baca: Petugas Kremasi di China Kelelahan Bekerja Bakar Jasad Korban Virus Corona 24 Jam Non Stop
Baca: Kisah Ayah di India Kayuh Sepeda 7 Jam demi Anak Ikut Ujian Sekolah, Tak Punya Uang buat Naik Bus
Pengelolaan krematorium saat ini bertambah mahal karena sumbangan sudah berhenti.
"Kami tidak punya pilihan selain menaikkan biaya," katanya.
Pandemi tidak hanya mempengaruhi kehidupan masyarakat, nampaknya juga kematian mereka.
India menduduki posisi ketiga jumlah infeksi Covid-19 terbanyak di dunia.
Worldometers pada Kamis (27/8/2020) mencatat ada 7.204 kasus infeksi baru.
Sehingga kini jumlahnya sebanyak 3.314.953 kasus.
Adapun korban tewas sejumlah 60.652, bertambah 23.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)