Menhan Jepang Masih Ragu-ragu untuk Maju Dalam Pemilihan Pemimpin LDP
Dia masih belum mengatakan kapan ia akan mengambil keputusan terkait pemilihan pemimpin baru LDP.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Mayoritas responden di 72,9 persen memilih pandemi virus corona sebagai salah satu dari dua masalah utama yang mereka inginkan untuk menjadi prioritaskan Kabinet baru.
Setelah Covid-19, masalah ekonomi dan lapangan kerja di angka 32,1 persen, dan kesejahteraan sosial, seperti pensiun dan kesehatan, di 19,2 persen.
Pemilih lebih memilih Ishiba karena melihatnya sebagai pemimpin masa depan negara itu.
Kyodo News memprediksi, kemungkinan Ishiba memenangkan pemilihan pemimpin LDP yang akan datang. Pemilihan pemimpin LDP kemungkinan akan berlangsung pada 14 September.
Sebagai informasi, Ishiba menang melawan Abe di putaran pertama pemilihan pemimpin LDP pada tahun 2012, karena dukungan yang kuat dari anggota partai. Tetapi ia dikalahkan di putaran kedua ketika hanya anggota parlemen yang diizinkan untuk memberikan suara.
Jajak pendapat menemukan bahwa 51,8 persen responden merasa waktu terbaik untuk mengadakan pemilihan umum pada Oktober 2021.
"Sesegera mungkin" adalah pilihan paling populer kedua yakni 17,6 persen, diikuti oleh "dalam tahun" ini di 15,6 persen, dan "pada paruh pertama tahun depan" di 11,6 persen.
Jajak pendapat ini mencakup 716 rumah tangga yang dipilih secara acak dengan pemilih yang memenuhi syarat dan 1.355 nomor ponsel. Dari 716 rumah tangga, jajak pendapat ini memperoleh tanggapan dari 528 rumah tangga dan 522 orang dari 1.355 nomor yang disurvei.
Shinzo Abe Enggan Berkomentar Soal Kandidat PM Jepang
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak mau berkomentar mengenai calon penggantinya, usai menyatakan mundur dari jabatannya, Jumat (28/8/2020).
Bahkan saat konferensi pers itu, Abe tidak menyebut nama-nama kandidat yang berpotensi untuk meneruskan kursi yang ia tinggalkan.
Abe memilih untuk berpesan agar penerusnya mampu memerangi virus corona (Covid-19).
Abe mengumumkan pengunduran dirinya karena kondisi kesehatannya yang memburuk pada Jumat (28/8/2020).
"Saya telah memutuskan akan mundur sebagai perdana menteri, dengan keyakinan tidak dapat terus menjadi perdana menteri jika saya tidak memiliki keyakinan bahwa saya dapat melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya oleh masyarakat," ujar Abe, (65) dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/8/2020).