Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Prancis Emanuel Macron Kembali Kunjungi Beirut Lebanon

Oligarki dan korupsi telah membawa Lebanon ke posisi paling sulit secara ekonomi. Macron diharapkan membantu memecahkan problem akut negara itu.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Presiden Prancis Emanuel Macron Kembali Kunjungi Beirut Lebanon
AFP/STR
Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR 

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Beirut, Lebanon, Senin (1/9/2020) pagi, untuk kunjungan keduanya sejak ledakan besar terjadi di pelabuhan ibu kota awal bulan ini.

Tragedi itu mempertajam krisis politik yang sudah berlangsung lama di negara itu.  Kedatangannya di Beirut untuk kunjungan dua hari terjadi beberapa jam setelah para pemimpin Lebanon menunjuk diplomat Mustapha Adib sebagai perdana menteri baru.

Adib sebelumnya bertugas sebagai Dubes Lebanon di Berlin, Jerman. Ia memiliki tugas membentuk pemerintahan setelah pengunduran diri pemerintahan sebelumnya menyusul ledakan dahsyat 4 Agustus.

Ledakan yang melanda Beirut menewaskan sedikitnya 190 orang, melukai ribuan orang dan menyebabkan kerusakan luas yang menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal layak.

Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'.
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. (STR / AFP)

Baca: Korban Tewas Akibat Ledakan di Beirut Meningkat Jadi 190 Orang

Baca: Presiden Lebanon Tak Percaya Hizbullah Terkait Ledakan Dahsyat di Beirut

Baca: Presiden Macron Peringatkan Lebanon Bisa Terjerumus Lagi ke Perang Saudara

Macron telah melakukan kontak langsung dengan para pejabat Lebanon sejak kunjungan pertamanya dua hari setelah ledakan.

Ia mendesak para politisi menemukan kesepakatan baru, melakukan reformasi besar-besaran dan menghentikan korupsi dan kesalahan manajemen selama beberapa decade.

Oligarki dan korupsi telah membawa negara itu ke posisi paling sulit secara ekonomi. Kedatangan Macron disambut mitranya dari Lebanon, Michel Aoun, di Bandara Beirut.

BERITA REKOMENDASI

Macron juga akan bertemu penyanyi legendaris Lebanon, Fairouz Senin malam.

Lewat akun Twitternya, Macron dalam bahasa Arab mengatakan dia kembali untuk menggenapi janji bekerja sama menciptakan kondisi yang diperlukan untuk rekonstruksi dan stabilitas bagi negara itu.

Selama kunjungannya, Macron diharapkan dapat mendorong para politisi untuk memberlakukan reformasi yang diminta oleh donor internasional sebelum mereka mengeluarkan dukungan keuangan.

Negara-negara barat melihat dimulainya kembali negosiasi yang macet dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Reformasi sektor listrik dan keuangan menjadi syarat utama untuk memberikan bantuan keuangan skala besar.


Organisasi tersebut memperkirakan kebutuhan mendesak Lebanon hingga akhir tahun 2020 antara $ 605 juta dan $ 760 juta, termasuk untuk bantuan tunai, perumahan, dan dukungan untuk bisnis.

Seperti pendahulunya Hassan Diab, Adib yang berusia 48 tahun belum banyak diketahui public kiprahnya mengurus negara.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas