Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Parlemen Ini Meninggal akibat Covid-19, Pernah Pidato Soal Bahaya Corona, tapi Ditertawakan

Seorang anggota parlemen di India ini meninggal dunia akibat Covid-19, dulu pernah berpidato soal bahanya virus corona, tapi malah ditertawakan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Anggota Parlemen Ini Meninggal akibat Covid-19, Pernah Pidato Soal Bahaya Corona, tapi Ditertawakan
Twitter @bhatia_niraj23 @kcvenugopalmp
Vasantha Kumar ditertawakan saat mengangkat isu bahayanya virus corona di depan parlemen Maret lalu 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen di India ini meninggal dunia akibat Covid-19, dulu pernah berpidato soal bahanya virus corona, tapi malah ditertawakan dan tidak dianggap serius.

Seperti yang dilansir scoopwhoop.com, Vasantha Kumar, anggota parlemen dari Kanyakumari, Tamil Nadu meninggal dunia pada Jumat (28/8/2020) akibat virus corona.

Pria berusia 70 tahun itu dirawat di rumah sakit sejak 10 Agustus di Chennai setelah dinyatakan positif terkena virus corona.

Sayangnya, dia meninggal setelah mengidap pneumonia parah.

Baca: Studi Kasus di China: 23 Penumpang Bus Tertular Virus Corona dari 1 Orang, Tak Ada yang Pakai Masker

Baca: Pernyataan Kontroversial Pejabat & Berdamai dengan Virus Corona, Simak Kilas Balik 6 Bulan Covid-19

Vasantha Kumar mendapat sorotan karena videonya pidatonya di sidang parlemen pada Maret lalu viral di media sosial.

Vasantha Kumar menyampaikan pidato
Vasantha Kumar menyampaikan pidato (Twitter)

Saat itu, di hadapan para anggota parlemen, Vasantha Kumar menyampaikan bahayanya virus corona.

Ia menyarankan pemerintah untuk melakukan berbagai langkah pencegahan krisis.

Berita Rekomendasi

Namun di tengah pidatonya, ia diinterupsi bahkan ditertawakan.

Vasantha Kumar meminta otoritas untuk mendeklarasikan Bencana Nasional akibat virus corona.

Tapi tak ada yang menganggapnya dengan serius.

Pembicara Lok Sabha, Om Birla kemudian meminta anggota lain untuk giliran berbicara.

Vasantha Kumar meminta waktu satu menit lagi untuk berbicara.

Namun ia tidak diizinkan.

Setelah kematiannya, videonya saat pidato itu pun viral dan memancing kemarahan netizen di India.

Baca: Satu Tentara Pasukan Khusus India Tewas Dalam Bentrokan Dengan Pasukan China 

Baca: Ekonomi India Anjlok hingga -23,9 Persen, Jokowi Pernah Bilang Untung Indonesia Tidak Lockdown

Netizen juga mengucapkan belasungkawa atas kematiannya.

Sebagian besar langkah-langkah yang disarankan Vasantha Kumar itu pada akhirnya diumumkan oleh PM Modi beberapa bulan kemudian.

Kematian Vasantha Kumar meningatkan kita pada Li Wenliang, dokter yang pertama kali mengungkap adanya wabah virus mematikan di Wuhan.

Li Wenliang tak sekedar ditertawakan, tapi dia juga harus berurusan dengan polisi karena dianggap menyebarkan berita bohong dan meresahkan.

Blog Li Wenliang tentang krisis coronavirus di Wuhan disensor oleh pihak berwenang pada akhir Desember. Dia meninggal pada 7 Februari 2020. Foto: Handout via The Guardian
Li Wenliang (Handout via The Guardian)

Seperti yang dilansir South China Morning Post, Li Wenliang adalah satu dari delapan orang yang ditahan polisi pada Januari lalu karena dianggap menyebarkan rumor.

Li Wenliang dan rekan-rekannya memperingati orang-orang bahwa ada wabah virus mematikan yang muncul.

Bagi polisi, pernyataan dokter Li Wenliang itu meresahkan dan dianggap hanya untuk menakut-nakuti masyarakat saja.

Baca: Status Medsos Li Wenliang Pahlawan Virus Corona untuk Anak Sebelum Meninggal, Kini Mustahil Terwujud

Setelah dibebaskan dengan syarat tak lagi menyebarkan rumor, dokter Li kembali bekerja sebagai dokter mata.

Namun, ia kemudian terinfeksi virus corona dan akhirnya meninggal dunia pada 7 Februari 2020.

Ia berusia 33 tahun saat itu dan meninggalkan istri yang tengah hamil.

Kematian dokter Li sendiri sempat membangkitkan gelombang kemarahan dan kesedihan di China.

Mereka menyebut Beijing melakukan kesalahan penanganan awal terhadap wabah.

Hingga muncul lah seruan di media sosial untuk meminta pertanggungjawaban pejabat yang berusaha menutupi penyebaran virus.

Kasus dokter Li membuka mata kaum intelektual dan akademisi untuk membuka kebebasan bicara.

Li Wenliang juga dipaksa menulis kritik atas dirinya sendiri.

Ia membandingkan sikapnya dengan konstitusi Partai Komunis, kebijakan partai, dan semangat pidato para pemimpin partai.

Li Wenliang dipaksa berjanji akan selalu sejalan dengan pemikiran dan tindakan partai.

Pemerintah China mengirim tim investigasi untuk menangani kasus Li.

Dalam sebuah laporan pada pertengahan Maret, disebut bahwa polisi lokal telah gagal menghormati prosedur hukum yang relevan.

Polisi meminta maaf pada keluarga Li dan mengatakan akan menarik teguran.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas