Trump Klaim AS Belum Miliki Bukti Keracunan Alexei Navalny: Kita Harus Fokus pada China, Bukan Rusia
Trump klaim pemerintahannya belum melihat bukti apa pun soal pemimpin oposisi Rusia itu diracun ketika perjalanan kembali ke Moskow dari Siberia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Tak lama, pihak rumah sakit yang merawat Navalny mengumumkan, tokoh oposisi Rusia tersebut diracun dengan zat saraf Novichok era Soviet.
Jerman dengan tegas meminta agar para pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca: Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?
Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok
Untuk diingat, Navalny, yang dikenal sebagai lawan paling populer dan menonjol Presiden Rusia Vladimir Putin, jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia bulan lalu.
Navalny kemudian dievakuasi ke Jerman untuk mendapat perawatan.
Dalam dua minggu terakhir, pria berusia 44 tahun itu mengalami koma yang diinduksi secara artifisial.
Namun, Jumat kemarin, Kremlin kembali membantah pihaknya bertanggung jawab atas insiden ini.
"Sejumlah teori termasuk keracunan telah dipertimbangkan sejak hari-hari pertama," kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Menurut dokter kami, teori ini belum terbukti," paparnya.
Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sampaikan Keprihatinan atas Insiden Alexei Navalny, Kritikus Putin yang Diracun
Para Pemimpin Dunia Mengkritik Insiden Alexei Navalny
Mengutip CNN, para pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel hingga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk insiden tersebut dan meminta jawaban dari pemerintah Rusia.
Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (2/9/2020), Angela Mekel menyebut Alexei Navalny sebagai korban kejahatan.
"Mereka ingin membungkamnya dan saya mengutuk in idengan sekuat tenaga, juga atas nama seluruh pemerintah federal," tegas Merkel.
"Ada pertanyaan yang sangat serius sekarang, yang hanya bisa dijawab oleh pemerintah Rusia," tambah Merkel.
"Nasib Alexei Navalny mendapat banyak perhatian di seluruh dunia. Dunia akan menunggu jawaban," katanya.
Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok