Uji Coba Vaksin dari Universitas Oxford Dihentikan Sementara setelah Peserta Jatuh Sakit
AstraZeneca menggambarkan penundaan tersebut sebagai jeda yang rutin terkait 'penyakit yang tidak dapat dijelaskan'.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Hal serupa juga diungkapkan oleh Thomas Cueni, direktur jenderal Federasi Internasional Produsen Farmasi. Badan industri mewakili perusahaan yang menandatangani janji.
Baca: Demi Kalahkan Joe Biden pada Pilpres 2020, Donald Trump Rela Jika Harus Gelontorkan Uang Pribadi
Baca: Trump akan Jadi Tuan Rumah Penandatanganan Kesepakatan Israel-UEA pada 15 September
Meskipun demikian, China dan Rusia telah mulai menginokulasi beberapa pekerja kunci dengan vaksin yang dikembangkan di dalam negeri.
Semuanya masih terdaftar oleh WHO sebagai dalam uji klinis.
Sementara itu, regulator nasional AS, Food and Drug Administration (FDA), telah menyarankan agar vaksin virus corona dapat disetujui sebelum menyelesaikan uji klinis fase ketiga.
Pekan lalu juga terungkap bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah mendesak negara bagian untuk mempertimbangkan pengabaian persyaratan tertentu agar siap mendistribusikan vaksin potensial paling lambat 1 November 2020, dua hari sebelum pemilihan presiden 3 November.
Meskipun Presiden Trump telah mengisyaratkan bahwa vaksin mungkin tersedia sebelum pemilihan, saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden telah menyatakan keraguannya bahwa Trump akan mendengarkan para ilmuwan dan menerapkan proses yang transparan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)