Uji Coba Vaksin dari Universitas Oxford Dihentikan Sementara setelah Peserta Jatuh Sakit
AstraZeneca menggambarkan penundaan tersebut sebagai jeda yang rutin terkait 'penyakit yang tidak dapat dijelaskan'.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Peristiwa semacam itu rutin dalam uji coba besar, dan terjadi setiap kali sukarelawan dirawat di rumah sakit ketika penyebab penyakit mereka tidak segera terlihat.
Diperkirakan uji coba dapat dilanjutkan dalam hitungan hari.
Baca: Pengembangan Bibit Vaksin Merah Putih Sudah 50 Persen
Baca: Deretan Kabar Terbaru Vaksin di Dunia: AstraZeneca Tunda Uji Coba, CanSino Tanggapi Keraguan Ahli
Stat News, situs web kesehatan yang pertama kali mengungkap berita itu, mengatakan tidak segera diketahui tentang rincian reaksi merugikan peserta Inggris.
Tetapi, mengutip sumber yang mengatakan mereka diharapkan pulih.
Siapa yang Dapat Vaksin?
Lebih jauh, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin vaksin tersedia di AS sebelum pemilihan 3 November 2020.
Tetapi komentarnya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa politik dapat diprioritaskan daripada keamanan dalam terburu-buru untuk mendapatkan vaksin.
Pada Selasa (8/9/2020), sembilan pengembang vaksin Covid-19 berusaha meyakinkan publik dengan mengumumkan "janji bersejarah" untuk menegakkan standar ilmiah dan etika dalam pencarian vaksin.
Baca: Indonesia Kembangkan Masker Kain Plus Berdaya Saring Virus Hingga 88 Persen, Diuji Coba di Jerman
Baca: Ilmuwan Temukan Makhluk Aneh di Antartika Kedalaman 5.000 Meter
AstraZeneca adalah salah satu dari sembilan perusahaan yang menandatangani janji untuk hanya mengajukan permohonan persetujuan peraturan setelah vaksin melalui tiga fase studi klinis.
Raksasa industri Johnson & Johnson, BioNTech, GlaxoSmithKline, Pfizer, Merk, Moderna, Sanofi dan Novavax adalah penandatangan lainnya.
Mereka berjanji untuk "selalu menjadikan keselamatan dan kesejahteraan individu yang divaksinasi sebagai prioritas utama kami".
WHO: 180 Kandidat Vaksin Sedang Diuji
Secara terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hampir 180 kandidat vaksin sedang diuji di seluruh dunia tetapi belum ada yang menyelesaikan uji klinis.
Organisasi itu mengatakan tidak mengharapkan vaksin memenuhi pedoman kemanjuran dan keamanannya untuk disetujui tahun ini karena waktu yang dibutuhkan untuk mengujinya dengan aman.