Kisah Marinir Muslim AS yang Bertugas Saat Serangan 9/11: Sungguh Menyayat Hati
Peringatan 19 tahun Serangan 11 September atau 9/11 mengembalikan kenangan lama bagi veteran marinir muslim AS yang bertugas waktu kejadian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Seiring berlalunya waktu, Amerika Serikat mengidentifikasi pelaku serangan berasal dari Afghanistan, yang berbatasan dengan Pakistan.
"Sungguh menyayat hati dan sedikit menyakitkan," ucap Mansoor.
Ia bilang, Afghanistan merupakan negara tempatnya dilahirkan.
"Meskipun Korps Marinir adalah jenis persaudaraan unik yang membanggakan nilai-nilai inti tertentu seperti kehormatan, keberanian, dan komitmen, saya mulai mengalami diskriminasi yang tidak pernah dibayangkan," bebernya.
"Saya pernah mendengar cerita tentang diskriminasi yang terjadi di sipil Amerika, tetapi di Marinir? Saya tidak akan membayangkan itu terjadi di antara kelompok yang dalam banyak hal telah menjadi saudara saya," katanya.
Dalam penuturannya, Mansoor juga masih ingat beberapa marinir memberinya tatapan tajam dan yang lain setengah bercanda.
Sebagian lagi menyebut Mansoor Taliban, teroris dan Osama bin Laden.
"Pada awalnya, saya mencoba mengabaikannya atau hanya menertawakannya, tetapi seiring berjalannya waktu, saya bisa merasakan hal-hal mulai mempengaruhi saya," ucapnya.
Tak tahan dengan perlakuan yang diterima, Mansoor mengajukan keluhan kepada pemimpinnya.
Namun, kata Mansoor, pihak marinir tidak dapat berbuat banyak untuk ikut campur.
Baca: Trump Sebut Pandemi Virus Corona Lebih Buruk Daripada Pearl Harbor atau Serangan Teror 9/11
Perjuangan Mansoor di Marinir hingga Dapat Promosi Jabatan
Beberapa bulan kemudian, Mansoor dipindahkankan ke unit berbeda dan memulai semuanya dari nol.
Dalam prosesnya, Mansoor juga mendapat penghargaan Marine of the Quarter kemudian mendapat promosi jabatan ke Kopral.
"Untuk lebih jelasnya, saya tidak mengatakan, Korps Marinir penuh dengan rasis dan fanatik," jelasnya.