Ahli Virologi Klaim China Tutupi Kebenaran Covid-19, Li Meng Yan: Virus Itu Buatan Manusia
Ahli Virologi Klaim China Tutupi Kebenaran Soal Wabah Covid-19, Li Meng Yan Sebut Bukti Ilmiah Tunjukkan Virus Itu Buatan Manusia
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ahli virologi Tiongkok mengklaim pemerintah China menutupi kebenaran soal wabah virus corona.
Dr Li Meng Yan mengatakan, dia akan menunjukkan bukti ilmiah bahwa virus corona merupakan buatan manusia.
Wanita yang merupakan spesialis dalam bidang virologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong itu mengklaim, Beijing mengetahui tentang virus corona jauh sebelum kasus infeksi mulai muncul.
Daily Mail melaporkan, setelah memaparkan klaimnya, Lim Meng Yan kemudian memutuskan meninggalkan Hong Kong karena takut hidupnya dalam bahaya.
Baca: Microsoft Sebut Peretas China Mata-matai Trump dan Biden, Tiongkok: Justru Kerajaan Hacker adalah AS
Baca: China Lebih Pilih TikTok di Amerika Serikat Ditutup daripada Dijual Paksa
Muncul di lokasi rahasia, kepada Loose Women, Lim Meng Yan mengungkapkan bahwa pemerintah Chian telah 'menghapus semua informasinya'dari basis data pemerintah.
Dr Yan mengklaim, laporan bahwa Covid-19 berasal dari pasar basah di Wuhan adalah 'tabir asap'.
Dia mengaku, berencana untuk menerbitkan laporan yang dirinya klaim memiliki bukti bahwa virus itu buatan manusia.
Hal pertama adalah pasar daging di Wuhan adalah tabir asap dan virus ini bukan dari alam, kata Dr Yan.
Ketika ditanya dari mana virus itu berasal, ilmuwan itu menjawab: 'Itu berasal dari laboratorium di Wuhan.'
"Urutan genom seperti sidik jari manusia," katanya.
"Dan berdasarkan ini Anda dapat mengidentifikasi hal-hal ini," tambah Lim Meng Yan.
"Saya akan (menggunakan) bukti ini untuk memberi tahu orang-orang mengapa ini berasal dari laboratorium di China, mengapa merekalah yang membuatnya," terang Dr Yan.
Baca: 35 Laboratorium PCR yang Dibangun TNI AD Segera Rampung
Siapapun, tambah Dr Yan, jika Anda tidak memiliki pengetahuan biologi, akan dapat membacanya, dan memeriksa serta mengidentifikasi dan memverifikasinya sendiri.
"Sangat penting untuk memahaminya, kami tidak dapat mengatasinya, itu akan mengancam jiwa semua orang," tegasnya.