Duta Besar AS untuk China, Terry Branstad Mundur dan Bersiap Tinggalkan Beijing
Dubes AS untuk China Terry Branstad mengumumkan dia akna pensiun dari jabatannya dan kembali ke Amerika pada awal Oktober 2020 mendatang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Polisi melarang mereka meninggalkan negara dan menuntut kedua jurnalis itu tunduk untuk diinterogasi.
Kedutaan Australia di Beijing dan konsulat di Shanghai menawarkan bantuan dan perlindungan kepada kedua jurnalis tersebut.
Kemudian kedua belah pihak bernegosiasi untuk mengamankan keberangkatan mereka dari China setelah setuju untuk diperiksa oleh polisi.
Media pemerintah China kemudian merilis cerita yang menuduh layanan keamanan Australia menggerebek rumah jurnalis China di Australia dan membuat mereka dianiaya.
Baca: Setelah Diungkap oleh Jurnalis Top, Donald Trump Akhirnya Mengaku Sengaja Meremehkan Bahaya Covid-19
Cerita-cerita tersebut belum dikonfirmasi oleh otoritas Australia, tetapi tampaknya menyiratkan, perlakuan China terhadap jurnalis Australia merupakan tanggapan balasan terhadap perlakuan terhadap jurnalis China di luar negeri.
Cheng Lei, warga negara Australia kelahiran China yang bekerja untuk saluran TV pemerintah China CGTN, juga ditahan selama sebulan.
Cheng telah menghilang selama beberapa minggu dengan sedikit informasi tentang keberadaan atau dakwaan sampai minggu lalu, ketika Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi, dia ditangkap dengan alasan keamanan nasional.
Kepergian Branstad DIprediksi Terkait dengan Ketegangan Politik
Lebih jauh, kepergian Branstad diprediksi tidak terkait dengan ketegangan politik, tetapi kemungkinan akan meningkatkan rasa kerentanan di antara warga Amerika yang tinggal di China.
Departemen Luar Negeri telah memperingatkan, warga AS di China dapat dikenakan larangan keluar, penahanan sewenang-wenang dan interogasi berkepanjangan, serta penahanan atau deportasi "karena mengirim pesan elektronik pribadi yang mengkritik pemerintah RRC."
Bagian penting dari perselisihan AS-China atas "timbal balik" berpusat pada akses jurnalis. China mengusir semua jurnalis AS yang bekerja untuk New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal tahun ini.
Baca: Hubungan China-Australia Memanas, Beijing Tahan Jurnalis Penyiar Televisi
Beberapa lusin jurnalis Tiongkok sedang menunggu pembaruan visa di Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah mengumumkan penundaan visa pers untuk outlet Amerika sampai visa jurnalis Tiongkok diperbarui.
Pekan lalu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan, pihaknya telah mencabut visa AS untuk lebih dari 1.000 warga negara China berdasarkan pernyataan presiden yang dikeluarkan pada Mei yang memblokir masuknya mahasiswa dan peneliti China yang diyakini memiliki koneksi militer.
Baca: Sempat Terjadi Kekacauan di Kaukus, Ketua Partai Demokrat Iowa Serahkan Surat Pengunduran Diri